“Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan, tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” Itulah definisi cinta menurut ulama tersohor, pakar manajemen hati, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Cinta merupakan topik yang akan selalu hangat dan ramai untuk diperbincangkan oleh semua kalangan, mulai dari kawula muda hingga orang tua. Cintalah yang menghiasi hidup ini hingga dipenuhi dengan warna.
Dengan kekuatan cinta, kesedihan bisa berubah menjadi bahagia, pesimisme akan seketika menjadi optimisme, rasa was-was akan berubah menjadi ketenangan. Cinta menjadi nafas kehidupan.
Tahukah kita, cinta bisa bermuara kenikmatan dan kesengsaraan? Bahkan cinta bisa berujung surga atau neraka? Mengapa? Karena konsekuensi cinta yang akan memberikan efek yang sangat besar bagi sang pencinta. Hari ini begitu banyak kaum muslimin yang salah kaprah mengarahkan cintanya. Itulah yang melatarbelakangi Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) mengadakan kegiatan akbar bertemakan cinta yakni Seminar Muslimah.
Dengan mengangkat tema “Menyelami Tanda dan Bukti”, yang terinspirasi dari buku Tanda dan Bukti Cinta karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, seminar yang diadakan selama setengah hari tersebut mengajak para muslimah untuk menyelami makna hakiki dari sebuah cinta, bagaimana dan kepada siapa cinta itu hendaknya dilabuhkan.
Dengan menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Mushalla Al-Adab Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, kegiatan ini sukses diadakan di Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas, Makassar, pada tanggal 3 Safar 1437 H yang bertepatan dengan 15 November 2015, pukul 08.00-12.30 WITA. 2.335 muslimah yang berasal dari berbagai kampus di Makassar dan sekitarnya seperti Maros dan Pangkep, membanjiri baruga hingga sesak.
Ustadzah Sitti Rahmah Thamrin, SKM, seorang trainer dengan pengalaman membawakan materi di berbagai pelosok sekaligus pembina FMDKI berhasil memukau peserta dengan materi “Ketika Cinta Menyapa”. Tak kalah dengan beliau, Ustadzah Harisa Tipa Abidin, selaku pemateri kedua, mengarahkan peserta bagaimana melabuhkan cintanya lewat ulasan materinya “Kalau Memang Cinta, Buktikan!” Ketua Lembaga Muslimah DPP Wahdah Islamiyah ini membahas tanda dan bukti cinta dari buku karangan Ibnul Qayyim tersebut.
Diantara tanda dan bukti cinta yang diulas adalah menghujamkan pandangan mata, malu-malu jika orang yang dicintai memandangnya, banyak mengingat orang yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya, tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri. Buku kecil dengan 80 halaman tersebut sarat makna dan memiliki kedalaman pembahasan akan tanda dan bukti cinta. Buku ini dinukil dari buku berbahasa Arab, “Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin” karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah.
Alhamdulillah, antusiasme peserta cukup terlihat dengan semangat peserta yang ingin bertanya mengenai pengalaman yang mereka rasakan. Namun tentu saja waktu yang terbatas tak mampu menjadi solusi untuk menjawab permasalahan yang ada. Dengan keterbatasan waktu, moderator hanya membatasi hingga tiga pertanyaan, namun peserta lain tak perlu kecewa karena dengan selesainya seminar, peserta diajak untuk terus memperdalam ilmu agama mereka dengan mengajaknya dalan halaqah tarbiyah (kelompok belajar Islam).
Semoga saja para muslimah terkhusus para peserta bisa memanfaatkan ilmu yang telah mereka dapatkan. Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) insya Allah akan terus berkiprah menyebarkan dakwah ahlussunnah di kampus-kampus di Indonesia. “Terima kasih kepada seluruh muslimah yang telah mengikuti Seminar Muslimah, sampai jumpa pada seminar selanjutnya insya Allah,” ungkap Yulianti, Ketua Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI). Hari ini Seminar Muslimah di Makassar, semoga kegiatan-kegiatan Islami seperti ini bisa diselenggarakan di kampus-kampus lain di Indonesia.