Mohon tunggu...
fitri nurhati
fitri nurhati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menulislah ketika langit cerah, berawan, ataupun hujan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Hati Seorang Anak Perempuan

18 November 2016   06:08 Diperbarui: 18 November 2016   07:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laki-laki yang pertama kukenal di dunia ini adalah engkau ayah, yang menunggu kelahiranku dengan penuh kekhawatiran. 

Laki-laki yang pertama kali memelukku adalah engkau ayah, bahkan sebelum aku benar-benar melihat dunia.
Laki-laki yang pertama kali kulihat di dunia ini adalah engkau ayah, yang mengajariku banyak hal, yang mencintaiku dengan tak berhingga.

Aku adalah seorang puteri, bukan karena aku memiliki seorang pangeran, tetapi karena ayahku adalah seorang raja.

Cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya.
Satu alasan mengapa seorang anak perempuan lebih mencintai ayahnya adalah karena hanya ada satu laki-laki di dunia yang tidak akan pernah menyakitinya, karena
Tak ada di dunia ini yang dapat mencintai seorang gadis lebih dari ayahnya.

Dan yakinlah, dibalik setiap anak perempuan yang hebat, ada seorang ayah yang luar biasa disana.

Ayah, sepanjang hidup aku tak akan pernah lupa, pada cintamu, pada pengorbananmu dan pada doa-doa yang diam-diam kau sebut namaku disana.

Ayah, pernah engkau berkata, "Ada seorang anak perempuan yang telah mencuri hatiku dan dia adalah yang memanggilku 'ayah'."

Ayah, dan aku ingin selalu memanggilmu seperti itu, dalam sapaku dan dalam doaku untuk kebaikanmu, hingga waktu sesaat memisahkanmu denganku, dan aku masih tetap ingin memanggilmu seperti itu hingga kita kembali berjumpa, di Jannah-Nya. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun