Mohon tunggu...
fitri nurhati
fitri nurhati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menulislah ketika langit cerah, berawan, ataupun hujan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekilas SMK : Kembalinya IPA SMK

6 Februari 2015   17:43 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 2934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak diberlakukannya kembali KTSP akhir 2014 silam, beberapa guru yang telah menjadi layu mendadak bangkit dan segar kembali. Seperti turunnya hujan di tengah padang gersang. Kurang lebih begitu keadaan untuk menggambarkan kegembiraan ‘sesaat’ bagi guru-guru yang hampir saja terenggut haknya mengajar ketika diberlakukannya K-13.

Salah satu mata pelajaran SMK yang terancam dihapus dengan diberlakukannya K-13 adalah pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Tidak seperti hebohnya mata pelajaran TIK atau KKPI yang terancam hilang dengan adanya K-13, pemberitaan mengenai mata pelajaran IPA cenderung tenang-tenang saja. Padahal jumlah guru yang terancam hilang kesempatannya mengajar jumlahnya juga hampir menyamai mata pelajaran KKPI di tingkat SMK. Apalagi guru mata pelajaran IPA yang telah mengantongi sertifikasi lumayan banyak. Mungkin karena guru mata pelajaran IPA selain bisa mengajar di SMK juga bisa beralih mengajar IPA di SMP ataupun mengajar di SMA sesuai dengan bidangnya. Namun sebenarnya untuk berpindah jenjang pendidikan itu juga tergantung ada atau tidaknya lowongan (kekurangan guru) di sekolah tersebut, karena sebelum diberlakukannya K-13 pun kebutuhan guru untuk mata pelajaran tersebut telah tercukupi di sebagian besar sekolah.

Ada baiknya kita kembali menengok ke belakang saat diadakannya mata pelajaran IPA di SMK, yaitu pada penerapan KTSP tahun 2006 silam. Sebenarnya, jauh sebelum penerapan KTSP, sekitar tahun 80an keberadaan mata pelajaran IPA secara umum sudah ada di SMK dengan nama yang sama yaitu IPA. Namun kemudian mata pelajaran tersebut sempat hilang dan dimunculkan kembali pada pemberlakuan KTSP di tahun 2006.

Pada awal pemberlakukan IPA SMK tahun 2006, karena keterbatasan sumber daya saat itu, banyak dari sekolah-sekolah SMK yang memberikan wewenang mengajar IPA kepada guru-guru yang bukan bidangnya. Di SMK kelompok industri, pertanian, ataupun farmasi mungkin tidak terlalu sulit untuk ‘menyulap’ guru mata pelajaran lain menjadi guru mata pelajaran IPA karena mereka punya stok guru fisika, kimia, dan biologi yang masih serumpun dengan IPA. Namun bagi SMK kelompok yang lain (kelompok seni dan pariwisata, bisnis dan manajemen), mereka tidak punya cukup stok guru yang bisa mengajar IPA sesuai dengan bidangnya. Akhirnya mereka ‘menyulap’ guru yang background-nya agak jauh atau bahkan cukup jauh dari IPA yaitu guru matematika, sejarah, dan bahkan PKn. Namun seiring berjalannya waktu, sekolah-sekolah tersebut juga berusaha untuk mencari guru baru yang bisa mengajar sesuai bidangnya, hingga berjalan beberapa waktu (tahun). Beberapa guru mata pelajaran IPA pun telah sempat memperoleh lezatnya kue ‘sertifikasi’. Namun sejak K-13 digulirkan, mau tak mau kecemasan menghampiri guru-guru IPA SMK ini. Jika mata pelajaran IPA dihapus di K-13 otomatis guru-guru bersertifikai ini harus memilih, apakah akan pindah ke sekolah lain (SMP atau SMA) atau mengganti sertifikasinya dengan mata pelajaran lain.

Mengapa ada IPA SMK?

Mata pelajaran IPA SMK sangat berbeda dengan mata pelajaran IPA terpadunya SMP. Jika di SMP IPA mempejari semuanya mulai dari Fisika, Biologi, dan Kimia, tapi kalau IPA SMK cenderung mengarahkan siswa SMK untuk bisa lebih peduli kepada kelestarian lingkungan hidup. Mengapa? Karena siswa SMK dipersiapkan untuk terjun ke dunia kerja. Dunia kerja sangat dekat dengan kegiatan bisnis dan industri yang semuanya pasti menghasilkan limbah yang akan mengotori/mencemari lingkungan. Dari sinilah siswa SMK diarahkan untuk mengenal tentang pendidikan lingkungan hidup dan berupaya agar bisa menjaga kelestariannya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah besar di masyarakat. Disinilah siswa dikenalkan tentang macam-macam limbah, dampak pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) bagi lingkungan dan kesehatan, dan bagaimana cara mengelola atau mengolah limbah tersebut agar tidak mengganggu lingkungan.

Itu adalah sekelumit materi IPA SMK kelas XI tentang limbah dan segala sesuatunya. Di tingkat bawah (kelas X) siswa dikenalkan tentang metode ilmiah dan cara penulisan ilmiah dan memahami lingkungan biotik dan abiotik yang merupakan materi dasar untuk pengenalan terahadap pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan di kelas XII siswa dikenalkan dengan materi keseimbangan lingkungan dan Amdal. Maka, lengkaplah sudah pendidikan lingkungan hidup di SMK.

Materi yang paling baru adalah tentang Amdal, yang sebenarnya banyak disinggung di beberapa mata pelajaran lain tapi masih sangat dangkal. Nah, di mata pelajaran IPA SMK ini materi Amdal dikupas dengan cukup dalam sehingga siswa mengetahui apa itu Amdal dan seberapa penting peranannya dalam bidang usaha atau industri. Bagaimanapun, jika mata pelajaran IPA SMK ini diberikan dengan porsi yang benar, ditambah lagi dengan pengetahuan dasar yang cukup, maka mata pelajaran ini akan memberi bekal yang cukup bermanfaat bagi siswaSMK ketika kelak memasuki dunia kerja, entah sebagai karyawan/tenaga kerja maupun sebagai pemilik usaha.

Sejenak menikmati nafas lega dengan diberlakukannya kembali KTSP, masih tersisa pertanyaan yang cukup besar, mungkinkah mata pelajaran IPA SMK ini masih akan dipertahankan, mengingat pentingnya menanamkan pendidikan lingkungan hidup kepada siswa…?

Wallahua’lam.

Yogyakarta, 6 Februari 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun