Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara drastis dalam siklus kehidupan termasuk pada aspek biologis atau fisik. Dampak psikologis yang dialami remaja terhadap perubahan bentuk tubuh berpengaruh terhadap sikap remaja tersebut. Perubahan psikologis remaja menyebabkan remaja disibukan dengan penampilan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai body image (Hartini, 2017: 132).
Body image merupakan gambaran mental seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya, yakni bagaimana orang tersebut akan mempersepsikan serta memberikan penilaian terhadap apa yang dia pikirkan serta rasakan terhadap ukuran serta bentuk tubuhnya, juga bagaimana perkiraan penilaian orang lain terhadap dirinya, ketika individu mempunyai citra tubuh yang positif maka akan menggambarkan adanya kepuasan pada penampilan fisik, begitupun sebaliknya sebagai gambaran ketidakpuasan pada penampilan fisik akan menimbulkan citra tubuh yang negatif (Bestiana, 2012: 3).Â
Maka terdapat dua kategori dalam body image yaitu positive body image dan negative body image.Â
Faktor yang melatarbelakangi seseorang memiliki penilaian negatif terhadap kondisi maupun penampilan tubuhnya dikarenakan faktor tuntunan sosial yang berkaitan dengan penampilan maupun faktor media massa yang membetuk nilai-nilai yang dianut masyarakat. Akibatnya Sebagian orang yang tidak dapat mengikuti maupun hidup berdampingan dengan hal tersebut akan merasa tidak percaya diri, cemas, malu, merasa tidak berharga bahkan hingga gangguan mental. Dimana gangguan mental sendiri memiliki tanda awal seperti rasa cemas, ketakutan, pahit hati, dengki, apatis cemburu, iri, dan gangguan pada ketenangan batin (Setiana, 2015: 89).
Studi kasus pada Jurnal Blinded by Beauty: Attractiveness Bias and Accurate Perceptions of Academic Performance menyatakan mayoritas guru yang termasuk dalam sampling penelitian tersebut selalu menganak emaskan murid-murid yang memiliki fisik lebih menarik dengan harapan muridnya itu dapat lebih berprestasi. Para pengajar merasa bahwa anak-anak itu punya tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan popularitas sehingga dapat memimpin murid-murid lainnya yang berpenampilan kurang menarik (Sean N. Talamas, 2016: 11).
Konseling dalam Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan baik berupa bimbingan, pengajaran maupun pedoman kepada individu yang memerlukan bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi kejiwaannya, keyakinannya, akalnya, keimanannya serta dapat menanggulangi permasalahan hidup serta kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma pada Al-Quran serta As-sunnah (Satriah, 2016: 81).
Cash mendefinisikan body image sebagai persepsi, keyakinan, pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang tentang penampilan, seperti ukuran dan bentuk tubuh, serta sikap yang dihasilkan oleh seseorang terhadap ciri-ciri tubuh tersebut.Â
Adapun dalam beberapa penelitian menyatakan remaja putri cenderung memberikan perhatian lebih terhadap penampilan fisiknya, hal tersebut berdampingan dengan tuntutan tugas perkembangannya (Dessy Sumanty, 2018: 9-10). Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan berpikir mengenai penampilan fisiknya agar tidak menjadi penilaian negatif terhadap keadaan fisiknya perlu dipelajari maupun adanya intervensi tentang bagaimana remaja dapat memiliki positive body image.
Bimbingan konseling Islam memberikan wacana baru dalam mengajak semua kalangan untuk jauh dari kegelisahan, kersahan hati dan lebih dekat dengan Allah SWT untuk mencapai hidup yang tenang sesuai dengan dua sumber Islam yakni Al-Quran dan As-sunnah (Effendi, 2018: 2).
Objek formal konseling Islam membatasi diri pada aktivitas memberikan bantuan secara spiritual - Islami dan psikologis - Islami terhadap sejumlah permasalahan individu yang berkaitan dengankarakter buruk yang sulit dihindari, kepribadian yang menyimpang dari norma - norma agama, susila dan budaya, kebiasaan - kebiasaan negatifserta masalah - masalah kejiwaan seperti problem kecemasan, ketakutan, kesedihan (Tajiri, 2012: 245).
Irsyad Islam berarti proses pemberian bantuan terhadap diri sendiri (irsyad nafsiyah), individu (irsyad fardiyah) dan kelompok kecil (irsyad fiah qalilah) agar dapat keluar dari berbagai kesulitan untuk mewujudkan kehidupan pribadi, individu dan kelompok yang salam, hasanah thayibah dan memperoleh ridha Allah dunia akhirat. Pemberian bantuan tersebut dapat berupa ta’lim, tawjih, nashihah, maw’izhah, nashihah dan isytisyfa berupa internaslisasi dan transmisi pesan-pesan Tuhan (Arifin, 2008: 35).