Mohon tunggu...
Safitri LudiosaIna
Safitri LudiosaIna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bena, Kampung Adat NTT

11 Maret 2022   02:54 Diperbarui: 11 Maret 2022   02:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hallo semuanya! Perkenalkan nama saya Safitri Ludiosa Ina Pora Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Teman-teman sudah pernah dengar tentang Kampung Bena? Okey kampung Bena adalah sebuah kampung adat yang terletak di kaki Gunung Inerie, Nusa Tenggara Timur dalam basaha Bena Inerie merupakan ibu besar. Kampung ini sudah berdiri kokoh selama lebih dari 1000 tahun. Kampung ini dikelilingi oleh pohon beringin dan bambu-bambu yang begitu rimbun, pondasi kampung ini terbuat dari batu batuan besar yang menurut cerita rakyat dibangun oleh bantuan seorang raksasa sehingga terlihat dan tersusun dengan rapi. Pembangunan kampung ini berpedoman dengan arah tradisional  Bena yaitu Bhala Ola, dimana pola kampung ini terdiri dari dua baris sejajar yang berhadap hadapan dan mengarah pada kisah lokal atau ruang terbuka pada bagian tengah.      Didalam kampung ini terdapat 43 rumah adat yang dihuni oleh 9 suku dan semua warga hidup didalam rumah-rumah adat yang disebut Sa'o.
Setiap atap rumah yang mengerucut keatas melambangkan pujian kepada sang pencipta. Terdapat 2 jenis rumah yang memiliki bentuk khas yaitu rumah yang disebut Sa'o Saka Pu'u yang mewakili leluhur kaum Wanita dan Sa'o Saka Lobo yang mewakili leluhur Pria. Sa'o Saka Pu'u berada pada posisi tertinggi dan menjadi pemimpin dari rumah-rumah adat dikampung ini. Kaum perempuan di Bena ini sangat dihargai dan dijunjung tinggi bahkan  garis keturunan yang diambil mengikuti garis ibu atau sistem materineal jadi kaum perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Ketika perempuan dan laki-laki di Bena menikah maka laki-laki harus tinggal di rumah keluarga perempuan.            Untuk membedahkan rumah keluarga perempuan dan laki-laki kita bisa melihat dari simbol yang diatas atap, dari keluarga laki-laki bonekanya memegang tombak sedangkan keluarga perempuan diatas atapnya ada sebuah miniatur rumah kecil. Dibagian depan rumah dapat dilihat tengkorak kerbau, tulang seperti iga dan rahang hasil upacara adat yang telah dilakukan, semakin banyak tengkorak kerbau makan semakin sering pemilik rumah mengadakan upacara dan semakin tinggi stasus sosialnya.
Kepercayaan masyarakat Desa Bena kepada leluhur yang selalu hadir bersama mereka dalam situasi apapun beserta upacara dan ritualnya masih terjaga hingga saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun