Keadaan saat ini masih mengharuskan kita untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Hal ini karena, pandemi virus Covid 19 yang belum berakhir. Dampak dari pembatasan skala besar ini membuat sekolah diliburkan selama batas waktu yang belum ditentukan. Semakin lama sekolah diliburkan membuat siswa-siswi semakin bosan berada dirumah. Siswa-siswi yang terbiasa berangkat ke sekolah bertemu dengan teman-teman dan guru, bermain bersama, dan belajar bersama, sekarang hanya bisa mengerjakan tugas dari rumah.
Keadaan yang berbeda dengan biasanya ini bisa membuat anak merasa bosan, lupa belajar, hingga hilangnya minat anak untuk belajar. Karena sudah terlalu lama tidak bersekolah, bisa mmebuat anak lupa dengan pelajaran sekolah dan minat anak untuk belajar.
Saat dirumah anak akan sibuk dengan kegiatan lain, seperti bermain, menonton tv, dan bermain hp. Sehingga fokus untuk belajar dan minat anak untuk belajar lama kelamaan anak berkurang. Hingga saat nanti anak masuk kembali bersekolah, semua pelajaran yang sudah dipelajari selama ini bisa saja sudah tidak di ingat lagi. Sebab ketika anak di rumah saja, anak tidak lagi mengulang atau mempelajari materi yang dulu pernah diajarkan oleh guru. Selaian itu, kesibukan orang tua murid juga menjadi salah satu faktor anak tidak belajar ketika di rumah. Wali murid atau orang tua anak, yang memiliki kesibukan bekerja, berjualan, mengurus rumah tangga, atau kesibukan lain, membuat tidak semua orang tua memiliki waktu luang untuk mengajak anak belajar ketika di rumah.
Guru bisa mengelompokan anak berdasarkan tempat tinggal. Agar setiap anak bisa mendapatkan haknya yang sama, guru bisa membuat jadwal berkunjung kesetiap anak secara bergantian. Kelompokan anak dalam 5 siswa dalam sekali kunjungan. Kelompok ini berdasarkan lokasi tempat tinggal, tempat tinggal anak yang berdekatan dikumpulkan dalam salah satu rumah wali murid. Disana guru bisa memberikan materi pelajaran dan membimbing anak. Lakukan kegiatan ini dengan masih memperhatikan protokal kesehatan. Dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Pastikan kesehatan guru dan anak dalam keadaan baik, tidak terdapat gejala sakit seperti demam, batuk, dan pilek. Guru juga bisa mengatur posisi duduk anak dengan berjarak 1 meter, dan mengurangi kontak fisik dengan anak secara langsung. Setelah kegiatan selesai guru juga bisa memberikan motivasi untuk anak, agar anak tetap semangat menghadapi pandemic ini. selain itu, guru juga bisa memberikan edukasi kepada anak tentang protokol kesehatan dan menjaga kebersihan. Kegiatan Home Visit ini bisa dilakukan satu minggu sekali, agar anak tetap mendapatkan pelajaran sekolah walau hanya satu minggu sekali.
Kegiatan Home Visit ini, bisa memberikan dampak yang baik untuk anak. Selain anak tidak lupa pelajaran sekolah dan semangatnya, Home Visit juga bisa memberikan efek psikologi yang baik untuk anak. Dengan Home Visit anak dapat merasakan lagi suasana belajar mengajar yang sudah lama tidak dirasakan, walaupun dengan suasana berbeda. Anak juga bisa bertemu dengan teman sekolah dan belajar bersama. Hal ini, bisa mengobati rasa rindu anak terhadap sekolah, guru, dan teman sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI