Mohon tunggu...
Fitri Safridani
Fitri Safridani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca dapat menambah wawasan, lakukan pembiasaan membaca sejak dini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lestarikan kembali Budaya Aceh melalui kegiatan Revitalisasi Bahasa Aceh

11 Juni 2024   10:40 Diperbarui: 11 Juni 2024   11:33 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pidie, 11 Juni 2024

Balai Bahasa Provinsi Aceh bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie mengadakan kegiatan revitalisasi Bahasa Aceh untuk jenjang Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), kegiatan ini di adakan dalam upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie, Bapak Yusmadi,S.Pd,M.Pd telah membuka acara revitalisasi Bahasa Aceh untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (S/MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs),di Kabupaten Pidie.

Acara revitalisasi bahasa yang dihadiri oleh puluhan pendidik ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan bahasa Aceh di kalangan pelajar. Bapak Yusmadi dalam sambutannya menyatakan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Aceh.

"Dalam menghadapi arus globalisasi, kita tidak boleh melupakan akar dan identitas kita sendiri. Bahasa Aceh adalah kebanggan kita bersama yang perlu kita lestarikan dan kembangkan," kata Bapak Yusmadi.

Acara ini menampilkan serangkaian kegiatan, termasuk seminar tentang pentingnya bahasa Aceh dalam pendidikan.

Dalam kegiatan  tersebut, para pakar bahasa Aceh dan pendidik berbagi wawasan tentang cara-cara inovatif untuk mengajar dan mempelajari bahasa daerah, dengan fokus pada kebutuhan dan minat generasi muda. Mereka juga menggarisbawahi peran penting para guru dalam memotivasi siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari.

Menyambut antusiasme yang tinggi dari peserta, Bapak Yusmadi mengajak semua pihak terkait, termasuk guru, orang tua, dan komunitas, untuk terlibat aktif dalam program revitalisasi bahasa Aceh ini, membudayakan kembali budaya Aceh termasuk Hiem, panton,Cagok dan kegiatan lainnya.

"Revitalisasi bahasa Aceh bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama sebagai bagian dari masyarakat Aceh," tambahnya.

Acara revitalisasi bahasa ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pelestarian dan pengembangan bahasa dan budaya Aceh, serta menjadi inspirasi bagi kabupaten-kabupaten lain di Aceh untuk melakukan upaya serupa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun