Mohon tunggu...
Fitri Wahyuni
Fitri Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Andalas Padang

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Lelang Singgang Ayam di Muara Labuh Solok Selatan

24 Juni 2022   20:37 Diperbarui: 24 Juni 2022   20:40 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singgang ayam merupakan salah satu kuliner khas di Minangkabau terutama di Solok Selatan. Singgang ayam ini juga mempunyai cita rasa yang khas, tidak kalah enak dengan rendang. Lelang singgang ayam merupakan suatu tradisi yang masih dilaksanakan oleh warga Solok Selatan dalam upaya mencari sumbangan untuk pembangunan masjid atau musholla. Lelang singgang ayam ini hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja.

Pada lelang singgang ayam biasanya bertepatan pada acara Musabaqah Tilawah Qur'an (MTQ) tingkat jorong atau nagari. Acara ini meruppakan momentum bagi perantau yang mudik ke kampung halamannya.

Pada proses lelang singgang ayam ada pemandunya, "delapan ratus ribu" tawar seorang bapak-bapak berusia 60 tahun. "delapan ratus ribu bapak-bapak ibuk-ibuk pemuda pemudi. Adakah yang menawar lebih lagi" sahut wanita pemandu lelang.

Para warga, mulai anak-anak hingga dewasa memadati tempat lelang tersebut sampai ada penawaran yang lebih tinggi. Namun 15 menit berlalu tidak ada satupun warga yang mengajukan penawaran. Pemandu mengulangi kembali membuka penawaran, namun para peserta lelang tidak ada kunjung penawaran di atas Rp800 ribu. Akhirnya, singgang terakhir terjual dengan Rp800 ribu. Lelang singgang pun berakhir tepat minggu tengah malam.

Uang yang terkumpul dari hasil lelang singgang ayam tersebut digunakan untuk melanjutkan pembangunan musholla di daerah tersebut.

Dengan kegiatan lelang ini diharapkan tradisi ini tidak memudar karna banyak pemuda pemudi yang terpengaruh dengan perkembangan zaman yang membuat pemuda pemudi jarang ke musholla atau mesjid. Dan dengan kegiatan ini juga meningkatkan kearifan lokal di Solok Selatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun