Di ujung dahan yang kian rapuh,
kugenggam mimpi yang perlahan luruh.
Angin berbisik, membawa sunyi,
sementara jiwaku menanti tepi.
Daun-daun gugur, meninggalkan jejak,
rindang cerita berubah retak.
Namun, di sini aku tetap berdiri,
meski yang kurasa hanyalah sepi.
Adakah harap di ujung tatapan?
Ataukah hanya bayang yang menghilang perlahan?
Aku memeluk yang tak bisa kugenggam,
hampa berdiam, waktu terdiam.
Namun, dahan ini tak sepenuhnya pudar,
akar di bawah tetap tegar.
Meskipun rapuh, aku tak hancur,
karena hidup adalah kisah yang selalu jujur.
Di ujung dahan, kutemukan makna,
bukan soal apa yang hilang di sana.
Tapi bagaimana aku tetap bertahan,
menari bersama angin, meski sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H