Mohon tunggu...
Fitri Maulida
Fitri Maulida Mohon Tunggu... -

A dreamer who not just dream, but hard work to make it come true. A little girl who grow up to be the real person with her biggest dream. Hopefully someday will be diplomat.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sungai ku Sayang Sungai ku Malang

25 November 2013   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:42 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385367084385240250

Bisa dikatakan saat ini orang-orang kurang peduli terhadap sungai, mungkin hanya sebagian orang saja yang peduli akan adanya sungai. Sejak dulu sungai dikenal sebagai sumber kehidupan, apakah sekarang masih bisa dikatakan begitu dengan sampah mengapung diatasnya dan limbah pabrik industri yang bercampur dengan air. Salah satunya seperti sungai Citarum yang sekarang masuk menjadi salah satu sungai terkotor di dunia. Nah kalo sudah dapat julukan begini mau salahkan siapa? masyarakat? atau pemerintah? Saat itu pada saat saya sepulang sekolah yang memang menulusuri jalan pinggiran sungai. Saya melihat seorang anak muda membawa kantong plastik berisi sampah dari rumahnya yang saya lihat memang dikawasan sungai itu, dengan mudahnya dia melempar kantong sasmpah itu kesungai tanpa ada rasa takut ataupun bersalah. Namun kita jangan menyalahkan masyarakat sepunhnya. Memang pemerintah sudah membuat peraturan dan memasang spanduk untuk tidak membuang sampah ke sungai. Namun, tidak disertai aksi yang nyata seperti halnya dikawasan sungai tadi saya menjumpai hanya sedikit tempat sampah, itu pun jauh dari masyarakat yang lain dan tidak ada truk sampah yang mengangkut sampah tersebut, bahkan harus masyarakat pula yang membakar. Bukankah asap karbonmonoksida yang dihasilkan pembakaran itu tidak sehat bagi kesehatan tubuh apalagi dekat dengan kawasan penduduk. Seharusnya pemerintah menyediakan tempat sampah dan melarang para pabrik industri untuk membuang limbahnya ke sungai. Kita pun sebagai masyarakat harus melestarikan sungai dan belajar mencintai sungai untuk masa depan kita, anak dan cucu kita. Mungkin bila sungai dapat berbicara, dia sudah menangis dengan keadaannya yang telah hitam oleh limbah dan dipenuhi sampah. Dan meminta pertanggung jawabannya kepada kita semua. Apa susahnya sih membuang sampah pada tempatnya. Ayolah kita buat sedikit perubahan untuk menhasilkan perubahan besar. Belajar merawat dan mensyukuri yang telah tuhan berikan bukan malah merusaknya. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Go green !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun