Mohon tunggu...
Fitrawati
Fitrawati Mohon Tunggu... Dosen - Profil singkat

saya Fitrawati. saya mengajar Bahasa Inggris di salah satu PTN di sumatera Barat. saya memiliki minat terhadap pendidikan, literasi dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Peningkatan Literasi Membaca Kritis Guru Sekolah Menengah Atas di Kota Padang

18 Oktober 2023   11:36 Diperbarui: 18 Oktober 2023   11:43 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di dalam Undang-undang Sertifikasi Guru tahun 2007 memuat tiga jenis kompetensi utama yang harus dikuasai oleh guru sebagai agen perubah wajah pendidikan di Indonesia. Kompetensi tersebut adalah: kompetensi professional, pedagogik, dan sosial. Kompetensi professional merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Salah satu kompetensi guru dalam dimensi Guru profesional bahwa guru harus mampu menguasai ilmu pengetahuan tentang bahan yang diajarkan, karakteristik siswa, metode, dan sumber bahan.  Guru yang memilki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain: disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan ajar dan keterampilan yang di ajarkan. Salah satu keterampilan yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah keterampilan membaca kritis.

Konsep literasi di abad ke-21 berkembang dengan sangat cepat dan literasi menjadi lebih kritis, di mana berita datang dan pergi begitu cepat karena kelimpahan sumber informasi. Literasi kritis mengharuskan siswa meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi ide-ide utama dari media tertulis, audio, dan visual. Kemampuan siswa untuk menganalisis teks tertentu juga meningkat, termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi tujuan, dan sudut pandang teks. Dengan mengetahui dan memahami serta terampil menggunakan strategi literasi, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan memaksimalkan potensi siswa dalam menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills—HOTS). Hal ini guna terbentuknya lingkungan kaya literasi baik di dalam maupun di luar kelas akan menciptakan atmosfer literasi yang memotivasi warga sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Pada kenyataannya, guru menghadapi banyak permasalahan dalam menerapkan literasi membaca kritis ini di dalam kelas. Dari hasil beberapa wawancara dengan guru sekolah mitra pun dapat disimpulkan bahwa tidak selalu pelaksanaan literasi tersebut dilakukan guna memenuhi kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak mengacu pada strategi-strategi literasi membaca kritis. Guru lebih cendrung meminta siswa membaca teks dan kemudian menjawab pertanyaan tanpa mengulas dan mempertajam isi bacaan dengan kegiatan lanjutan. Selain itu, minimnya media dan ruang literasi kritis yang ada di sekolah juga memperparah kondisi ini. Guru hanya memanfaatkan bacaan buku teks yang memang wajib dibaca siswa tanpa memberikan menambahan bacaan yang menarik, baik itu dari media social dan surat kabar. Sehingga siswa yang tidak terbiasa mencerna berita dari media social dan lebih cendrung mengambil mentah-mentah semua informasi yang mereka lihat dari social medianya.

Terakhir, literasi membaca kritis merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus distimulasi oleh guru melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian pembelajaran yang mengarah pada stimulasi membaca kritis ini berguna untuk melatih siswa berfikir kritis dan analitis.  Kegiatan pelatihan ini akan memberikan wawasan dan keterampilan bagi para pendidik dalam memberikan stimulasi bagi siswa menengah atas dalam pembelajaran membaca kritis Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan

Untuk menindaklanjuti hal ini, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Negeri Padang bekerjasama dengan Mitra Sekolah Menegah Atas (SMA 7, SMA 13, dan SMA 8) kota Padang menyelenggarakan pelatihan literasi membaca kritis bagi guru bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sekolah menengah atas (SMA) di kota Padang. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengajaran membaca kritis terutama di kota Padang. Tim PKM ini terdiri dari tiga orang dosen dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan satu orang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesi UNP yang diketuai oleh Dr. Fitrawati, S.S., M. Pd dan beranggotakan Prof. Dra. Yetty Zainil, M. A., Ph.D, Dr. Ratmanida, M. Ed, dan Dr. Tressyalina, M.Pd. Adapun Mitra Sekolah Menengah (SMA 7, SMA 13, dan SMA 8) kota Padang terdiri dari 15 orang guru Bahasa yang dikoordinasikan oleh Nurjannah, M.Pd. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di SMA 7 Padang yang berlokasi di Jalan Bunga Tanjung Lubuk Buaya, Jl. Adinegoro, Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu (26 Agustus, 2, 9 dan 16 September 2023) terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 08.00-12.00 WIB.

Pelatihan yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan telah membuahkan hasil terhadap pemahaman dan keterampilan guru dalam mengembangkan Literasi Membaca Kritis.   Sejalan dengan tujuan diadakan pelatihan ini, guru-guru diharapkan mampu membuat dan merancang pembelajaran membaca kritis dalam kelas sehari harinya.  Kegiatan ini dibagi ke dalam 4 rangkaian workshop dengan penyampain materi secara sinkron dan dilanjutkan dengan penugasan mandiri (asinkron) terkait dengan materi yang sudah disampaikan. Rangkaian materi disusun dengan sistematis yang berisikan bebrapa topik seperti: konsep literasi membaca kritis, keterampilan membaca teks multimoda, keterampilan penilaian membaca kritis pada sumber ajar dan bahan bacaan, dan pentingnya literasi membaca kritis di era informasi digital.

Pelakasanaan pelatihan ini berjalan dengan sistematis dan tepat sasaran serta mencapai target. Hal ini ditandai dengan banyaknya peserta yang antusias untuk bertanya, mengemukakan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran literasi membaca kritis, baik ketika sesi diskusi berlangsung secara sinkronus melalui kegiatan tatap muka maupun secara asinkoronos melalui grup WhatsApp. Selain itu, para peserta juga berhasil membuat rancangan pembelajaran membaca kritis dan direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan oleh tim PKM. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa guru bahasa sekolah menengah atas (SMA) di kota Padang sudah memahami konsep literasi membaca kritis dan mampu menyusun pembelajaran literasi membaca kritis untuk siswa sekolah menengah atas.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun