Pernah terjebak pada sesuatu yang rasanya ganjil?,tapi entah kenapa keraguan yang dibisikan dari hati kecil itu diabaikan.
Perlahan lahan akhirnya,perasaan ganjil itu mulai hilang,dan yang ada menikmati sesuatu yang yang berbeda dan menikmati serta merasa biasa biasa saja.
Dan waktu terus saja berjalan,tapi bersyukur memiliki sahabat yang perduli.
Awalnya merasa kesal menerima masukan yang tidak disukai,dan cenderung berkata dalam hati "hmm,sepertinya dirimu sok suci"aah inilah bisikan syeithon.
Sebenarnya hati kecil bisa memilih dan memilah hal yang baik dan buruk,hal yang benar dan salah,tapi awal bisikan hati itu ditepiskan begitu saja.
Dan terus saja menjalani sesuatu hal yang berbeda dan merasa enjoy dan fine fine aja,tak lagi merasa janggal.
Inilah bujuk rayu syethan menjerumuskan manusia dengan tipu dayanya yang bersifat semu.
Ahh,manusia memang lemah,tapi tidak boleh juga dijadikan pembenaran atas sesuatu yang salah,bukan?
Bersyukur dan beruntung memiliki sahabat yang menguasai ilmu agama,karena saran dan kata katanya menghujam ke dasar hati,dan tidak terkesan menggurui.
Dalam keseharian sering dihadapi pada benturan benturan yang membuat hati resah,dan itu petanda ada sesuatu yang salah,yaa...hidup memang penuh ujian.
Melangkah pada jalan,dan terus menatap ke depan,sesekali bolehlah menepikan duri yang menghalangi kita berjalan,entah dengan cara mengambilnya dan membuang ke tempat sampah,ataw ketika kita tergesa gesa singkirkan dengan kaki menuju tempat tersembunyi ataw jatuhkan ke got,agar orang lain tak teraniaya.