Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja sering di sebut juga dengan masa transisi karena banyak perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mulai dari perubahan fisik hingga perubahan berbagai macam emosi. Mereka akan mengalami dan melawati hal baru dalam hidupnya dan merasakan berbagai perasaan seperti senang, bersemangat atau malah merasakan kecemasan yang membuat gelisah.
Kecemasan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan anxiety merupakan perasaan gugup atau khawatir yang tidak nyaman tentang sesuatu hal yang sedang terjadi maupun yang belum terjadi. Perasaan ini muncul ketika menghadapi situasi tertentu, seperti waktu mau presentasi, sebelum ujian, waktu menjumpai atasan, dan sebagainya. Rasa cemas ini sebenarnya normal karena hal tersebut merupakan bagian dari kehidupan setiap manusia, Namun jika remaja sering merasakan kecemasan tanpa alasan yang jelas kemungkinan besar remaja tersebut mengalami gangguan kecemasan.
Apa itu Gangguan Kecemasan?
Gangguan kecemasan atau biasa yang kita kenal dengan sebutan anxiety disorder merupakan gangguan yang menyebabkan kecemasan berlebihan dan sulit untuk diketahui bagaimana dan apa penyebabnya. Penderita yang mengalami gangguan kecemasan akan merasa sangat khawatir terhadap berbagai hal, bahkan ketika dirinya berada dalam situasi normal. Perasaan ini muncul secara tiba tiba dan dengan intensitas yang tinggi bahkan semakin seringnya penderita akan merasa sesak, Berkeringat dingin, hingga sulit berkonsentrasi pada kehidupan sehari-hari.
Apa Penyebab Gangguan Kecemasan pada Remaja?
Banyak remaja saat ini mengalami ganggguan kecemasan karena adanya perubahan ekstrem pada rutinitas kehidupannya, seperti masa pandemi sekarang yang telah mengubah kebiasaan remaja, pada awalnya remaja bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman dan aktifitas di sekolah atau lingkungan sosial akan tetapi saat ini remaja terpaksa berada di rumah dalam waktu yang tidak ditentukan dan ini dapat menimbulkan gangguan kecemasan.
Kementrian Kesehatan menyebutkan angka gangguan kecemasan mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen selama masa pandemi. “Penelitian terakhir yang telah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menemukan kenaikan gangguan cemas sekitar 6,8 persen,” ujar subkoordinator substansi masalah kesehatan jiwa anak dan remaja Kemenkes, dr Juzi Delianna, M.Epid dalam bincang-bincang Kesetaraan Dalam Kesehatan Jiwa Untuk Semua yang diikuti secara daring di jakarta, Jumat(10/8).
Selain itu ekspektasi yang tinggi dari keluarga terhadap diri seorang remaja dapat meningkatkan gangguan kecemasan karena ketika ekspektasi keluarga yang tinggi terhadap diri seorang remaja akan menimbulkan rasa tanggung jawab besar untuk mewujudkannya dan justru hal ini membuat rasa cemas pada diri seorang remaja.
Kemudian media sosial juga menjadi salah satu pengaruh besar terhadap kecemasan remaja. Dengan terbiasa melihat kehidupan orang lain di media sosial membuat diri seorang remaja tanpa sadar menjadi lebih sering membandingkan hidupnya dengan orang lain. Selain itu, remaja akan lebih mudah mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber yang belum tentu jelas kebenarannya. Informasi tersebut tentunya akan menumpuk dalam pikiran remaja dan menimbulkan banyak pertanyaan sehingga timbul rasa cemas berlebihan karena takut tidak bisa mengimbangi dunia luar.
Tanda-tanda Gangguan Kecemasan
Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala yang timbul, kita harus memahami jenis-jenis gangguan kecemasan karena gejala yang ditimbulkan setiap individu berbeda-beda. Oleh karena itu, mari kita pahami jenis-jenis gangguan kecemasan dibawah ini.
