Mohon tunggu...
Fitrah Zakiya
Fitrah Zakiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sains Islam Al-Mawaddah Warahmah Kolaka

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterlekatan Ekonomi terhadap Kehidupan Sosial

6 Oktober 2023   18:27 Diperbarui: 6 Oktober 2023   18:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada jurnal Urbanus Ura mengatakan bahwa Pemikiran embededdness ekonomi pada awalnya dikaitkan dengan Karl Polanyi. Polanyi adalah "bapak" embededdness dan disembeddedness ekonomi. Sejarahwan ekonomi ini menyelidiki lembaga-lembaga non-ekonomi dan ekonomi dari perspektif sosiologi ekonomi. Polanyi menunjukkan bahwa dalam masyarakat non-kapitalis, kehidupan ekonomi pra industri tidak didasarkan pada tukar-menukar di pasar melainkan pada redistribusi dan resiprositas. Yang dimaksud dengan resiprositas adalah saling tukar-menukar barang dan jasa sebagai bagian dari hubungan jangka panjang. Sementara redistribusi mengandaikan pusat-pusat politik yang kuat seperti kekerabatan dan kepemimpinan yang kemudian menerima dan meredistribusikan barang kebutuhan hidup menurut prinsip-prinsip budaya tertentu.
Sejalan dalam jurnal utama Melis ialah ekonomi dalam masyarakat pra industri melekat dalam institusi-institusi sosial, politik dan agama. Ini berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar diilhami tujuan selain dari mencari keuntungan. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra industri diatur oleh resiprositas dan redistribusi. Mekanisme pasar tidak dibolehkan untuk mendominasi kehidupan ekonomi. Karena itu, permintaan dan penawaran bukan sebagai pembentuk harga, tetapi lebih kepada tradisi atau otoritas politik.
Adapun dengan jurnal Nur Utaminingsih yang mengatakan bahwa Polanyi sepakat bahwa negara perlu berperan sebagai institusi mediator antara tekanan pasar global dan perlindungan publiknya. Perkembangan pandangan atas peran negara ini berdasar pada pemikiran Marx yang menyatakan bahwa negara merupakan moderator atas power yang berdiri di atas masyarakat dalam mengatur stabilitas sosial. Idealnya, kepercayaan publik merupakan power penentu terhadap legitimasi otoritas suatu negara. Untuk menjaga dan mempertahankannya, negara memiliki tanggung jawab sosial dalam bentuk pelayanan dan perlindungan publik.
Sementara dalam jurnal Muhammad Chabibi pandangan Karl Polanyi ialah negara dan pasar memiliki kekuatan ekspansi yang asimetris. Pasar berupaya untuk meregulasi dirinya sendiri atas gerakan politik untuk menghindari konsekuensi destruktif secara sosial dari aktivitas perolehan keuntungan dengan dalih demi menjaga keseimbangan (equilibrium) dan kebebasan pasar.
Dalam jurnal Nuno Miguel menurut klasifikasi Polanyi, masyarakat primitif atau kesukuan dicirikan oleh timbal balik dan, sampai batas tertentu, oleh redistribusi. Masyarakat kuno, pada gilirannya, sebagian besar bersifat redistributif, meskipun masih terdapat ruang untuk pertukaran. Namun perlu diingat bahwa sistem pasar yang mengatur dirinya sendiri sebagai bentuk integrasi yang dominan hanya dapat ditemukan dalam masyarakat modern. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa upaya Polanyi untuk memformalkan ekonomi komparatif yang relevan secara global dan pentingnya konsep keterlekatan itu sendiri adalah hasil dari kebutuhannya untuk secara tegas menggarisbawahi perbedaan antara berbagai sistem sosial dan ekonomi, yaitu antara kapitalisme dan setiap masyarakat. Menurut Polanyi, skema formalis berdasarkan model teori ekonomi neoklasik  hanya dapat diterapkan pada studi ekonomi kapitalis modern, di mana pasar penentu harga memainkan peran penting.
Pada jurnal B. Herry-Priyono mengatakan  Karl Polanyi berpendapat Transformasi motif tindakan pada seluruh warga masyarakat; motif subsistensi diganti dengan motif laba. Semua pertukaran diubah menjadi transaksi yang didasarkan pada nilai uang, dan proses ini pada gilirannya menuntut aplikasi sarana transaksi kehidupan industri. Semua pendapatan harus berasal dari penjualan atas sesuatu, dan sumber penghasilan apa pun harus dipandang berasal dari penjualan.
Sementara dalam jurnal Ismet Sulila Konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah ekonomi, yang berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantits tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan, yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Dalam jurnal Nur Rianto Pendekatan sosiologi ekonomi baru-atau juga sering disebut pendekatan "keterlekatan" mengajukan pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak muncul dengan seketika, tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Kepercayaan bukanlah barang baku (tidak berubah), tetapi sebaliknya, ia terus menerus ditafsirkan dan dinilai oleh para aktor yang terlibat dalam hubungan perilaku ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun