Pentingnya Pendidikan Politik for Milenial dan Gen Z: Kritik Terhadap Pemerintahan Maluku Utara dan Peran Semua Pihak dalam Mewujudkan Perubahan Nyata
Oleh: Fitrah Maulana Guret ( F.M.G )
Pendidikan politik bukanlah hal yang asing bagi kita, namun pentingnya pendidikan ini menjadi semakin relevan dalam era digital yang serba cepat dan penuh informasi seperti sekarang. Khususnya bagi generasi Milenial dan Gen Z di Maluku Utara, pendidikan politik bukan hanya sekadar pengetahuan tentang sistem pemerintahan atau aturan demokrasi, tetapi juga sebagai bekal untuk membangun kesadaran kritis yang akan menentukan masa depan daerah ini. Di tengah pembangunan yang tidak merata, kebijakan yang terkadang tidak berpihak pada rakyat kecil, dan tantangan sosial yang semakin kompleks, pendidikan politik harus mampu memberikan wawasan yang luas dan mendalam bagi generasi muda, agar mereka bisa memahami dan merespon tantangan ini secara rasional dan bijaksana.
Mengapa Pendidikan Politik Itu Penting untuk Milenial dan Gen Z?
Pendidikan politik sangat penting karena politik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan memengaruhi hidup kita---baik itu dalam hal pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga hak-hak sosial yang seharusnya diterima oleh semua lapisan masyarakat. Namun, dalam banyak kasus, banyak dari kita, terutama generasi muda, tidak menyadari sejauh mana kebijakan-kebijakan itu memengaruhi kehidupan kita. Apakah kebijakan tersebut adil? Apakah kebijakan tersebut benar-benar menguntungkan rakyat atau justru memperlebar kesenjangan sosial? Pendidikan politik memberikan pemahaman tentang hal-hal tersebut.
Di zaman yang serba digital ini, generasi Milenial dan Gen Z sangat dipengaruhi oleh berbagai informasi yang tersebar di media sosial. Tanpa adanya kemampuan untuk menyaring informasi dengan bijak, kita bisa terjebak dalam opini yang salah, hoaks, dan informasi yang bias. Oleh karena itu, pendidikan politik yang berbasis pada prinsip-prinsip rasionalitas dan keadilan sangat diperlukan agar kita tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen pemikiran kritis yang mampu menilai kebijakan dan situasi politik dengan tepat.
Bukan hanya itu, pendidikan politik juga penting karena ia membentuk karakter dan pandangan dunia generasi muda. Politik bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi lebih kepada bagaimana kita, sebagai bagian dari masyarakat, berperan dalam membentuk kebijakan yang mencerminkan nilai-nilai bersama kita. Tanpa pendidikan politik yang memadai, kita mungkin hanya menjadi objek dari kebijakan-kebijakan tersebut, bukan subjek yang berperan aktif dalam menentukan arah kebijakan yang ada.
Pentingnya Filsafat Politik dan Filsafat Pedesaan dalam Pendidikan Politik
Pendidikan politik untuk generasi Milenial dan Gen Z harus dibangun dengan landasan yang kuat---yakni filsafat politik yang berfokus pada keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Filsuf-filsuf seperti John Locke, Jean-Jacques Rousseau, dan Karl Marx telah lama mengajarkan bahwa politik tidak hanya tentang perebutan kekuasaan, tetapi tentang menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Pemikiran-pemikiran ini memberikan landasan bagi generasi muda untuk memahami bahwa politik seharusnya berorientasi pada kesejahteraan bersama, bukan pada keuntungan segelintir orang.
Namun, filsafat politik saja tidak cukup. Di Maluku Utara, yang memiliki keragaman budaya dan tantangan sosial yang berbeda dengan daerah lainnya, filsafat pedesaan juga harus menjadi bagian dari pendidikan politik kita. Filsafat pedesaan mengajarkan kita bahwa politik harus sensitif terhadap kondisi lokal, tidak hanya terfokus pada kebijakan yang dibuat di pusat kekuasaan. Masyarakat Maluku Utara, yang mayoritasnya tinggal di daerah pedesaan, sering kali merasa terpinggirkan dalam kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Politik tidak bisa hanya dilihat dari sisi global atau nasional, tetapi harus bisa diterjemahkan dalam bentuk kebijakan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat di tingkat lokal.
Kritik terhadap Pemerintahan Maluku Utara: Kegagalan yang Harus Diperbaiki