Suatu ketika motor yang biasa membawa saya ke toko rusak dan terpaksa di bawa ke bengkel. Tapi setiap hari saya harus membuka toko. Jarak rumah dan toko mungkin hanya memakan waktu tak sampai sepuluh menit kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya saya memutuskan berjalan kaki ke toko bersama tiga anak saya.
Sepanjang jalan, orang-orang melihat perjalanan kami dan ada juga yang menegur.Â
"Kenapa berjalan kaki saja, mana motornya?"Â
Saya menjawab dengan jawaban standar.
"Itung-itung olahraga"
Hari-hari berikutnya orang-orang semakin memandang tindakan saya aneh. berjalan kaki pulang dan pergi kerja.
Jalan kaki di hari ini mungkin dirasa aneh disaat sudah berbagai macam kendaraan bermotor digunakan orang-orang untuk menempuh jarak jauh dan dekat. Jalan kaki pergi ketempat yang tidak begitu jauh seperti dianggap ketinggalan zaman.Â
Hampir sebagian besar rumah tangga memiliki sekurang-kurangnya satu buah motor. Apalagi ibu-ibu sudah akrab dengan motor matic. Kemajuan teknologi dengan adanya aplikasi ojek online memudahkan kita pergi tanpa perlu susah susah jalan kaki.Â
Saya teringat ketika saya masih SD. Kami biasa pulang dan pergi ke sekolah berjalan kaki. Sepanjang jalan, kami menegur siapa saja yang kami lewati. jalan kaki terasa sangat menyenangkan.Â
Sekarang, zaman sudah berubah. Dikarenakan kendaraan lalu lalang semakin banyak, jalan kaki ketika menuju suatu tempat yang bisa ditempuh dengan jalan kaki sudah tidak aman lagi. Apalagi untuk anak-anak, ditengah isu banyaknya penculikkan anak membuat orangtua  tidak melepas anaknya pergi kemana-mana dengan berjalan kaki.Â