Mohon tunggu...
Fitrah Al  Sidiq
Fitrah Al Sidiq Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Memberi dan menerima yang baik-baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Kesimpulan Sekejap

16 Desember 2019   23:53 Diperbarui: 17 Desember 2019   00:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Dalam Blink, Malcolm Gladwell ingin memastikan atau menjelaskan tiga hal soal kesimpulan yang datang dalam sekejap. Pertama, bahwa kesimpulam sekejap adalah fakta. Kedua, kapan kita harus percaya dan waswas terhadap kesimpulan sekejap tersebut. Ketiga, menyakinkan kepada pembaca bahwa pengambilan kesimpulan sekejap bisa juga dilatih dan dikendalikan agar tidak keliru dalam mengambil kesimpulan. Kalau orang lain, atau buku lain, mengambil keputusan dengan mempelajari peristiwa-peristiwa atau hal-hal yang besar, Blink malah mengambil pelajaran dari hal-hal yang kecil'.

Setiap orang mempunyai satu keistimewaan yang sama, yaitu mampu membuat keputusan dalam sekejap dari sebuah  pengamatan atau penglihatan sekilas. Kesimpulan sekejap adalah penilaian atau keputusan yang timbul secara mendadak dari penglihatan dua detik pertama, kadang kurang. Dalam kata lain, keputusan/ kesimpulan sekejap juga sama seperti firasat, intuitif, perasaan tiba-tiba, kesimpulan bawah sadar, kesimpulan spontan, kesan pertama, bisikan gaib, kesimpulan naluriah dan lain sebagainya. Atau, dalam pepatah Minangkabau kira-kira berbunyi seperti ini, alun takilek lah takalam-takilek ikan dalam aia, alah tantu jantan batinonyo.

Misalnya, ketika seorang wanita bertemu dengan seorang pria, dalam tempo dua detik bahkan kurang, wanita sudah mampu mengambil kesimpulan soal sang pria, dengan mengatakan, 'pria ini baik deh kayaknya', 'ini nih cowok yang selama ini gue cari',dan lainnya. Kadang ia sudah bisa tentukan mana yang mau kita 'pacari' walaupun ia baru mengucapkan 'halo', walaupun ia baru melihat cara duduk. Begitu juga sebaliknya.

Contoh lain, ketika kita hendak menemui dosen pembimbing, pas kita membuka pintu ruangannya, kadang kita telah menyimpulkan sesuatu darinya, misalnya, 'Bapak ini kok agak beda ya', 'eh kok agak beda ya Ibu ini sekarang', 'kelihatannya Bapak/ Ibu ini sedang banyak pikiran' dan masih banyak lagi kesimpulannya.

Audisi atau wawancara adalah contoh klasik panitia pelaksana tentang mengambil kesimpulan sekejap. Begitu juga dengan menilai seseorang introvert atau ektrover, dalam pandangan pertama, seseorang sudah dapat menentukan satu di antara dua karakter kepribadian orang. Seseorang juga pernah menilai kepribadian seseorang pas ketika baru memasuki kamar tidurnya.

Penulis sekaligus jurnalis Amerika, Malcolm, menyatakan bahwa manusia melakukan kesimpulan sekejap setiap hari. Dalam bukunya, Malcolm sudah banyak menemui bukti dari praktik kesimpulan sekejap, baik dalam hal kecil sampai hal besar seperti keputusan mendadak dari seorang jenderal perang dalam peperangan.

Lalu apa bedanya kesimpulan sekejap dengan kesimpulan dengan hasil pengamatan cermat? Dalam buku Blink dijelaskan bahwa kesimpulan sekejap sering tak dapat dijelaskan secara detail kenapa kita menyimpulkan seperti itu, kita tidak tahu kesimpulan ini dari mana dasarnya. Pemahaman cepat berlangsung di balik pintu yang terkunci. Kadang alasannya terdengar aneh, alasannya terlihat sepele, dan membingunggkan.

Kesimpulan itu terbentuk dari pengalaman-pengalaman atau pelajaran-pelajaran yang sudah membenam dalam bawah sadar seseorang. Sementara, kesimpulan hasil dari pengamatan yang cukup dalam memerlukan serangkaian data dan informasi yang kemudian kita telaah terlebih dahulu. Dalam situasi situasi genting yang memerlukan keputusan cepat, kita tidak ingi menjadi orang yang kaku dan sangat rasional. Akan ada saat saatnya, ini perlu, kata Malcolm.

Memahami adanya kemampuan seseorang untuk menyimpulkan sesuatu sangatlah penting. Pertama, seseorang jadi tahu mana kesimpulan yang berasal dari hati mana kesimpulan yang berasal dari rasio/ akal pikiran. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana menentukan keakuratan dalam setiap kesimpulan yang muncul dari bawah sadar.

Memang terkadang kesimpulan awal kita meleset dan keliru, terkadang kesimpulan kita benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun