Dalam buku ini kita dapat mengetahui mengenai alasan pemindahan lainnya, juga mengapa Kalimantan dipilih sebagai daerah yang dapat dijadikan ibu kota menggantikan kota Jakarta. Dalam perealisasian semua rencana tersebut Andrinof memang tidak sendirian. Ia bersama beberapa orang yang disebut Tim 11 dari gabungan pihak Jokowi dan Jusuf Kalla.
Pada bagian 7: Alas Mimpi Pemerintahan Jokowi-JK, kita dapat melihat berbagai konsep atau sketsa pembangunan Jokowi. Pembangunan bukan hanya fisik infrastruktur tetapi juga  membangun mentalitas SDA yang lebih kita kenal dengan jargon Revolusi Mental. Mengutip ungkapan seorang Antropolog Koentjaraningrat, bahwa krisis mentalitas itu bersumber pada kehidupan tanpa pedoman dan tanpa orientasi yang tegas sehingga menghasilkan mentalitas penerabas, mentalitas yang suka meremehkan, kurang percaya diri dan mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab, (Halaman 169).
Pada akhirnya, resensiator dapat mengambil sebuah kesimpulan, bahwa Andrinof merupakan orang penting atau konseptor pembangunan Jokowi lewat gagasannya atau ide yang disodorinya yang muncul dari sifatnya yang suka memerhatikan keadaan bangsa ini. Hal ini lengkap dipaparkan dalam bagian 3: Andrinof, Jokowi, dan Ibu Kota dan bagian 4: Ikut Mengantarkan Jokowi.
Andrinof melihat bahwa negara ini belum tertata, kebanyakan kebijakan-kebijakan yang sudah ada baru hanya memikirkan program jangka pendek, menengah, dan berwatak kepentingan pribadi atau kelompok sehingga ketimpangan dan ketidakadilan semakin merebak.Â
Sebagai anak bangsa, pengamat politik dan pembangunan lalu dengan keilmuannya serta pengalamannya, wajar jika Andrinof ingin membangun negara yang lebih rapi, memikirkan rencana jangka panjang yang kala itu diwujudkannya bersama Jokowi.Â
Ia memilih Jokowi karena terpikat dengan cara Jokowi memerintah saat menjadi Wali Kota Solo. Akan tetapi di masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui sosok Andrinof dan kedekatannya dengan Jokowi.
Kesimpulan lainnya, tidak perlunya mentransmigrasikan warga dalam menata daerah, yang perlu hanyalah pembinaan. Juga tidak perlu menjual kekayaan tetapi harus mengolah. Juga diperlukan filosofi kebijakan sehingga nampak jelas ke mana arah kebijakan tersebut. Â Perlunya memperbaiki model perpolitikan di Nusantara ini sehingga tidak menghambat pembangunan.
Adapun ide yang muncul (bagi Saya) setelah membaca buku ini, membuat jalan tol yang menghubungkan Sabang dengan Merauke. Memfasilitasi rakyat dengan cara menyediakan keperluannya, misalnya dengan menyediakan mesin-mesin berteknologi canggih dan modern yang akan mempercepat pekerjaan dan mengurangi biaya pengolahan cocok tanam bagi para petani dan peternak di pelosok daerah.Â
Menyediakan gedung atau tempat bagi pedagang kelas menengah. Mengikutsertakan cendekiawan atau intelektual dalam mengambil kebijakan sebelum diputuskan. Semoga rakyat Indonesia lebih sejahtera ke depannya.
Kelebihan buku ini maksimalnya pemaparan dan jarang terdapat kata-kata yang sulit dimengerti, dalam buku ini Alhamdulillah semua kata-katanya mudah dipahami. Kekurangannya terdapat pada beberapa tulisan yang mungkin salah ketik dan pengulangan catatan yang sudah ada pada halaman sebelumnya. Wassalam.
(Tulisan ini telah diikutsertakan dalam lomba menulis resensi buku "Evolusi Mimpi Menata Indonesia, Andrinof A. Chaniago dan Jejak Kelahiran Pemikiran Pembangunan Pasca 2014" antar mahasiswa se-Sumatera Barat yang diselenggarakan oleh www.orangkayabuku.com pada April 2018, dan terpilih sebagai 10 nominasi terbaik. Juga telah diterbitkan pada tablois Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus edisi 145tahun 2018).