Oktober keduapuluh
Matahari tak lagi menampakkan diri
Dia menepi disudut gumpalan air
Cahayanya memudar
Teriknya menipis
Aku lupa
Sekarang masanya sang awan mendapat panggung
Rintik air berlomba mencari asalnya
Bak seorang bocah berlari mencari bahagia
Namanya hujan
Kenalkah kalian dengannya?
Dengarkanlah
Hujan sedang bernyanyi memperdengarkan kemampuannya
Melodinya mengaduk rasa
Membawa kenangan bagi yang ingin mengenang
Suara yang membawa kedamaian
Hujan telah mengeluarkan Sang Petrikor
Sensasi aroma yang semakin menambah candu
Pantaslah Ia selalu dielukan
Hujan memang punya pesona tersendiri
Ahh ... Hujan
Pernahkah kukatan aku menyukaimu?
Mamasa, 20 Oktober 2022
Fitrah Alimuddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H