Hubungan Internasional dalam Worldview Islam

HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM WORLDVIEW ISLAM

Pemikiran islam saat ini dihadapkan dengan dua tantanga, yaitu sekulerisasi dan globalisasi. Dalam teori hubungan internasional islam terdapat beberapa prinsip, yaitu : keadilan, kolektifitas, solidaritas, dan emansipasi. Prinsip-prinsip inilah yang senatiasa hadir dalam pemikiran-pemikiran islam termasuk daam teori hubungan internasional islam. 

Hal yang membedakan teori hubungan internasional islam selanjutnya adalah tidak hanya berfokus pada materialisme dan kekuasaan namun, menggunakan islam sebagai agama dan pandangan dunia, bukan hanya sebagai ruang sejarah social.

Dalam teori hubungan internasional islam, yang digunakan sebagai sumber adalah: yang pertama, dasar klasik dalam ajaran islam yakni Al-Quran, hadits, sunnah dan ijtihad. Yang kedua: pemikiran para pemimpin nasional sebagai hasil dari pertemuan dengan barat.  Yang ketiga: upaya reaksi atau rekonsiliasi yang disajikan seputar islamisasi gereakan pengetahuan sebagai konsep tualisasi imu social dan hubungan internasional dengan perluasan. Jalan kreatif ini mencoba untuk menggantikan konsep yang ada dengan menawarkan cara-cara alternative untuk conseptuaizing dunia dan dapat dianggap sebagai kontribusi para ulama local.

Teori Kasik

Sumber utama yang harus diperiksa untuk mencari alternative teori non barat adalah warisan kasi yang berupa Al-Quran, Sunnah , Hadits dan Syariat. Pendekatan yurispudensial terhadap teori Hubungan Internasional Islam dapat diidentifikasikan daam diskusi seputar konsep jihad di Al-Quran.

Menurut Rajaee (1999) jihad di dalam Al-Quran :

• Jihad yang lebih besar sebagai perjuangan internal, berdasarkan berjuang untuk memahami Al-Quran sendiri atau untuk mengikuti Allah lebih dekat.
• Jihad yang ebih rendah yang melibatkan perjuangan eksternal atau perjuangan untuk menghilangkan rintangan ke jalan Allah, yang mencakup perjuangna melawan orang.

Menrut beberapa pendapat dunia isam terbagi menjadi dua, yaitu Daar Al Islam dan Dar Al Harb. Dar Al Isam adalah tempat tinggal atau wilayah dimana islam mendominasi, penyerahan kepada Allah serta perdamaian dan ketenangan menjadi prioritas. Sedangkan Dar Al harb adalah wilayah yang mana islam tidak mendominasi, atau wilayah dibawah hegemoni orang tidak beriman (kafir) yang terancam oleh Dar Al Islam dan mngkin bermusuhan dengan muslim yang tinggal di domain mereka. Waaupun sebenarnya pembagian dari Darl Al Islam dan Dar A Harb merupakan hasi ijtihad para ulama, tetapi merupakan sesuatu yang harus diikuti atau dipercaya, karena hasil ijtihad merupakan salah satu sumber hukum dalam islam.

Hal yang saat ini menjadi tantangan para pemikir HI isam juga adalah teorisasi teori HI yang masih didasarkan pada moralitas dan intuisi seain materialism masih belum banyak yang mendalaminya. Sebaliknya para cendikiawan revisionis justru menggunakan empirisme dan positivisme untuk memahami hubungan kontemporer antara ummat islam dan Negara bangsa yang mereka temukan sebagai hasil dari gobalisasi dan migrasi.

Dalam tradisi islam perdamaian didasrkan pada keadilan dan terkait dengan kualitas kebijakan. Keadilan adalah dorongan etis tertinggi ynag strukturnya komunitas poitik dalam islam. Perdamaian didasarkan padakeadian akna seimbang, adil dan tenang keadaan urusan, dimana semua yang bersangkutan akan menikmati haknya dan perlindungan.