Akhirnya dia datang juga. Bermula dari kota wuhan di China hingga singgah juga ke Indonesia tercinta. WHO telah menyatakan Corona sebagai pandemic artinya sebaran dampaknya sangat luas dan cepat sehinga setiap negara yang terjangkit harus waspada dan bekerja sangat keras untuk menekan persebarannya. Saat corona masih jauh dari mata kita, banyak informasi yang menunjukkan betapa mengerikan dampak dari penyakit ini.Â
Kecepatan merusak organ paru, membunuh immune, dan memperburuk komplikasi penyakit yang sebelumnya ada menjadi cara kerja yang efektiv bagi corona untuk membunuh yang terjangkit. Sekarang kengerian itu di depan mata kita. BNPB menyatakan Bencana Nasional, keputusan ini sangat tepat agar kita segera bersiap melawan pandemic ini. Dalam penanganan bencana dikenal rumus umum dalam kebencanaan, yaitu :
Resiko Bencana : Bahaya/ancaman X Kerentanan : Kapasitas
Bencana artinya suatu kejadian yang disebabkan alam ataupun manusia yang memberikan dampak negative atau kerusakan baik fisik maupun psikis dan merusak tatanan sosial yang ada. Resiko bencana adalah seberapa besar dampak bencana akan terjadi. Bahaya atau hazard adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan bencana, tidak semua bahaya atau ancaman dapat menjadi bencana.
Jika sudah mengakibatkan kerugian fisik maupun psikis maka bisa menjadi bencana. Kerentanan adalah suatu kondisi baik fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap pencegahan dan penanganan bencana. Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki individu maupun kelompok masyarakat dalam mencegah, mengurangi, bersiap-siaga, menanggapi dengan tepat, dan segera bangkit serta pulih dari kondisi kedaruratan sebuah bencana.
Corona awalnya sebuah ancaman bagi kita bangsa Indonesia, Saat ia belum singgah dan memberikan dampak negative di negeri tercinta ini tetapi sudah menjadi bencana bagi negara China. Seberapa besar resiko bencana corona yang akan terjadi di Indonesia tergantung dari kerentanan dan kapasitas kita saat berhadapan dengan corona.Â
Sejauh mana kita mampu mendeteksi sebaran virus, sejauh mana kita mampu menjaga kebersihan, sejauh mana kita saling mendukung, sejauh mana kepedulian kita untuk mengurangi sebaran, dll. Selain itu sejauh mana pengetahuan kita untuk mengenali ciri-ciri corona, bagaimana bersiap menghadapinya, mengetahui cara mengurangi persebarannya, dll. Dampak corona akan semakin besar jika kita rentan dan memiliki kapasitas yang rendah untuk menghadapi ancaman corona ini, begitupun sebaliknya.
Dampak Psikis Corona
Reaksi wajar pada situasi tidak wajar. Istilah tersebut sudah lazim dalam dunia kebencanaan. Reaksi psikis yang muncul saat ancaman datang adalah cemas. Cemas adalah sebuah emosi, ia tidak selalu bersifat negative karena cemas juga bermanfaat untuk membuat kita waspada sehingga kita bisa mengurangi kerentanan dan menambah kapasitas. Cemas menjadi tidak wajar jika ia merusak fungsi akal, sosial, dan emosi seseorang atau masyarakat sehingga tidak mampu bersikap secara tepat atau malah memperburuk kondisi yang ada.Â
Bahkan ada istilah psikosomatis yaitu karena cemas yang berlebihan maka akan bedampak pada kondisi fisik, misalkan karena cemas yang berlebihan terhadap corona kemudian seseorang menjadi kehilangan nafsu makan hingga menjadi penyakit maagh atau ia menjadi mudah marah saat berada di lingkungan kerja.Â
Bisa juga seorang anak yang menjadi susah tidur. Bahkan secara sosial kecemasan yang berlebihan ini bisa menimbulkan perilaku panic. Sekelompok masyarakat membeli kebutuhan secara egois untuk kepentingan diri sendiri dengan tujuan agar kebutuhan dapat terpenuhi jika kemungkinan buruk terjadi. Jika dampak psikis ini tidak diminimalisir maka akan terjadi kekacauan bahkan bisa meningkat menjadi bencana.