Fenomena Siswi SMP Membunuh Bocah
Berdasarkan informasi dari Tribunnews, seorang siswi SMP dengan inisial NF telah membunuh bocah dengan inisial APA yang masih berusia 6 tahun kemudian setelah membunuh, ia menyerahkan diri ke kantor polisi. Kita tidak akan membicarakan kronologi tetapi fockus kepada psikologis NF.Â
Kejadian ini sungguh sangat mengejutkan karena seorang anak yang seharusnya fokus kepada pengembangan potensi yang dimiliki malah melakukan perbuatan yang di luar akal sehat. Fenomena ini tentu sangat perlu untuk dikaji apa yang menjadi latar belakang kejadian tersebut sehingga kedepannya pihak-pihak yang terkait dapat mengantisipasi agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Kedua orang tuanya bercerai. Selama ini NF tinggal Bersama ayah kandung, ibu tiri, dan adik tirinya. Ia mengaku tidak membenci ibu tiri dan adik tirinya. Ia dikenal oleh tetangga sebagai anak yang pendiam dan jarang bergaul dengan temannya, selepas pulang sekolah ia langsung masuk ke dalam rumah.Â
Disekolah ia dikenal sebagai anak yang pintar dan berprestasi, ia memiliki 2 piala kejuaraan tenis di kamarnya. Bahkan kepala sekolah menceritakan bahwa NF sebagai anak yang rajin, selalu duduk di depan, pintar menggambar, dan memiliki kemampuan Bahasa inggris yang baik bahkan ia memiliki catatan pribadi dalam Bahasa inggris. Bahkan menurut Reza Indragiri seorang pakar psikologi forensic, gambar NF menunjukkan ia memiliki kecerdasan diatas rata-rata.
Yang menarik adalah didalam buku catatannya tersebut banyak tulisan NF yang menggambarkan kesedihan, kemarahan yang terpendam, bahkan kebencian kepada ayahnya. Sisi lain dari NF adalah ia suka memelihara kucing tetapi jika sedang marah ia terbiasa membunuh hewan-hewan, ia pernah membunuh katak dengan menusuk-nusuknya, dan jika sedang marah kucing peliharaannya pernah dilempar dari lantai 2. Selain itu berdasarkan hasil wawancara, keinginan untuk membunuh tersebut terinspirasi film-film kekerasan dan horor yang pernah ia tonton. Berdasarkan pengakuannya juga kepada penyidik bahwa ia kecewa dengan perceraian kedua orantuanya.
Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Kepribadian
Orang tua adalah manusia pertama yang dikenal oleh anak. Hubungan orang tua dan anak ini memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian anak. Artinya, jika ada kendala dalam hubungan orang tua dan anak maka perkembangan kepribadian anak menjadi tidak optimal kemungkinannya menjadi semakin besar. Setiap manusia termasuk anak jika menghadapi situasi yang menurut dia mengancam atau berbahaya maka secara naluriah sistem kejiwaannya akan bereaksi. Reaksi kejiwaan ini bermacam-macam, bisa membangun dan bisa merusak.Â
Masa anak adalah masa dimana seorang manusia belum mengetahui bagaimana bereaksi secara tepat terhadap situasi yang mengancam atau berbahaya bagi dirinya. Dalam situasi ini jika anak tidak mendapat pendampingan yang tepat maka reaksi tersebut bisa merusak sehingga merugikan diri dan lingkungan.Â
Situasi yang mengancam atau berbahaya bermacam-macam sesuai dengan tingkatan perkembangan dan pertumbuhan anak. Kepergian orang tua disamping anak termasuk situasi yang berbahaya dan mengancam bagi anak, hal ini bisa kita lihat dari bayi yang tidak bisa lepas dari orang tuanya atau anak TK yang menangis saat ditinggal dihari pertama masuk sekolah. Orang tua harus bersikap secara tepat agar anak bisa menumbuhkan percaya diri dengan dirinya dan juga percaya bahwa orang tua akan kembali lagi.
Dinamika Psikologis