Mohon tunggu...
fitodarmawan
fitodarmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillah STAN'25

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Perkembangan Candi Ratu Boko

9 Desember 2024   10:08 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image source: www.tripadvisor.com  

C

ABSTRAK

Candi Ratu Boko adalah salah satu situs purbakala yang terletak di Yogyakarta, Indonesia, dan merupakan peninggalan dari era Mataram Kuno pada abad ke-8. Kompleks ini bukan hanya sebuah candi, tetapi lebih menyerupai keraton atau istana dengan fungsi multiguna, seperti pusat pemerintahan, benteng pertahanan, dan tempat kegiatan religius. Berdasarkan Prasasti Abhayagiri Wihara, situs ini awalnya berfungsi sebagai pusat meditasi Buddha, namun kemudian menunjukkan perpaduan budaya Hindu dan Buddha, mencerminkan akulturasi yang harmonis pada masa itu.

Dengan luas sekitar 25 hektar, kompleks ini terdiri atas gerbang megah, paseban, pendopo, kolam pemandian, gua meditasi, dan tempat pembakaran. Lokasinya yang strategis di atas bukit memberikan keuntungan defensif sekaligus menawarkan pemandangan indah ke arah Gunung Merapi dan Candi Prambanan. Fungsinya sebagai pusat pemerintahan dan tempat religius menegaskan peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Jawa Kuno.

Upaya pemugaran dan pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga nilai sejarah dan estetika situs ini. Kini, Candi Ratu Boko menjadi destinasi wisata budaya yang populer dan tempat penelitian arkeologi. Situs ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan peradaban masa lalu, tetapi juga mengajarkan pentingnya harmoni budaya dan agama dalam keberagaman.

Sejarah Candi Ratu Boko: Warisan Budaya Hindu-Buddha di Nusantara

Candi Ratu Boko adalah salah satu situs purbakala penting di Indonesia yang menyimpan jejak kejayaan peradaban Hindu-Buddha. Terletak sekitar tiga kilometer di selatan Candi Prambanan, Yogyakarta, Candi Ratu Boko bukanlah sebuah candi dalam pengertian tradisional, melainkan sebuah kompleks yang berfungsi sebagai keraton (istana), benteng pertahanan, dan tempat kegiatan religius. Situs ini menjadi bukti nyata dari perpaduan budaya dan agama yang berkembang di Nusantara pada masa Mataram Kuno.

Apa Asal Usul dan Sejarah-Nya?

Nama Ratu Boko berasal dari cerita rakyat yang mengaitkannya dengan Raja Boko, tokoh dalam legenda Roro Jonggrang. Dalam konteks sejarah, nama ini lebih dikenal dari berbagai prasasti dan bukti arkeologi yang mengindikasikan bahwa situs ini didirikan pada abad ke-8. Dinasti Syailendra, yang berkuasa pada masa itu, kemungkinan besar membangun kompleks ini untuk tujuan pemerintahan dan keagamaan. Salah satu prasasti penting, Prasasti Abhayagiri Wihara, menyebutkan bahwa situs ini dikenal sebagai "biara di bukit tanpa rasa takut," yang menegaskan bahwa tempat ini awalnya adalah pusat meditasi agama Buddha.

Namun, jejak Hindu juga ditemukan dalam struktur arsitekturnya, seperti ornamen lingga dan yoni yang melambangkan kepercayaan Hindu. Ini menunjukkan adanya integrasi keagamaan yang mencerminkan toleransi antarumat pada masa itu. Setelah digunakan oleh Dinasti Syailendra, kompleks ini sempat diubah menjadi benteng oleh Rakai Walaing pada masa pemerintahan raja-raja Mataram Kuno. Rakai Walaing menggunakan tempat ini sebagai pusat strategis dalam konflik politik yang melibatkan perebutan kekuasaan di Jawa Tengah.

Struktur dan Fungsi

Kompleks Candi Ratu Boko mencakup area seluas sekitar 25 hektar yang terbagi ke dalam beberapa zona utama, masing-masing memiliki fungsi khusus. Beberapa bagian utama dari kompleks ini meliputi:

  1. Gerbang Utama
    Gerbang masuk ke kompleks ini merupakan struktur megah yang terdiri atas dua lapisan gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang ini dihiasi dengan ukiran yang menonjolkan gaya arsitektur Jawa Kuno, termasuk motif kepala kala yang melambangkan penjaga tempat suci.

  2. Pendopo dan Paseban
    Pendopo adalah bangunan besar yang digunakan untuk pertemuan atau audiensi. Paseban, di sisi lain, berfungsi sebagai ruang tunggu bagi tamu kerajaan. Struktur ini menunjukkan bahwa kompleks ini juga berfungsi sebagai tempat pemerintahan.

  3. Kolam Pemandian dan Keputren
    Di dalam kompleks ini terdapat kolam pemandian besar yang kemungkinan digunakan untuk ritual keagamaan atau kebutuhan sehari-hari. Area keputren menunjukkan adanya tempat tinggal khusus untuk anggota kerajaan perempuan, memperkuat fungsi kompleks ini sebagai istana.

  4. Gua dan Tempat Meditasi
    Dua gua kecil yang ditemukan di kompleks ini kemungkinan besar digunakan untuk meditasi. Hal ini sesuai dengan fungsi awal situs sebagai pusat spiritualitas.

  5. Candi Pembakaran
    Salah satu struktur yang mencolok adalah tempat pembakaran, yang diyakini digunakan untuk upacara kremasi atau ritual khusus. Struktur ini menunjukkan pengaruh kepercayaan Hindu dalam praktik keagamaan di tempat ini.

Letak Strategis

Situs ini terletak di atas bukit dengan ketinggian 195 meter di atas permukaan laut, memberikan pemandangan spektakuler ke arah Gunung Merapi dan Candi Prambanan. Lokasi strategis ini tidak hanya memberikan keindahan alam, tetapi juga manfaat pertahanan militer. Sebagai benteng, kompleks ini dilindungi oleh dinding batu dan parit yang memberikan perlindungan tambahan.

Keunikan dan Perpaduan Budaya

Candi Ratu Boko menonjol karena keunikannya sebagai kompleks profan yang memadukan elemen budaya Hindu dan Buddha. Bangunan ini tidak hanya mencerminkan aspek religius tetapi juga kehidupan sosial dan politik masyarakat pada masa Jawa Kuno. Toleransi dan akulturasi budaya yang terlihat dalam desain arsitekturnya menjadi cerminan harmoni antarumat yang hidup berdampingan pada masa itu

Pemugaran dan Fungsi Modern

Pada masa modern, Candi Ratu Boko menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik ribuan pengunjung setiap tahun. Pemerintah Indonesia, melalui PT Taman Wisata Candi, telah melakukan berbagai upaya pemugaran dan pengelolaan untuk melestarikan situs ini. Selain itu, tempat ini juga dimanfaatkan untuk kegiatan budaya, edukasi, dan pariwisata, seperti paket trekking, perkemahan, dan penelitian arkeologi.

Kesimpulan

Candi Ratu Boko merupakan salah satu simbol kejayaan peradaban Jawa Kuno yang menggabungkan unsur-unsur religius, politik, dan budaya. Situs ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari sejarah panjang Indonesia tetapi juga menawarkan pelajaran tentang pentingnya harmoni dan toleransi. Sebagai warisan budaya dunia, upaya pelestarian Candi Ratu Boko menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa keindahan dan nilai historisnya tetap lestari bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun