Pandemi corona kini hampir membuat semua lapisan kelabakan. Mulai dari pelajar hingga pejabat, semuanya diliburkan demi meminimalisir kontak antara satu orang dengan orang lainnya. Kebiasaan yang dahulu disepelekan kemudian menjadi kewajiban, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah berkegiatan. Hand sanitizer yang dahulu hanya digunakan sebagai gantungan tas, kini sangat diminati. Sayangnya, sejumlah oknum memanfaatkan momentum ini menjadi keuntungan.
Mari kita lihat gambar yang diilustrasikan di atas. Beragam label menarik distempelkan dalam botol tersebut seakan ini adalah cairan ampuh nan berkhasiat. Namun, produk tersebut tidak mencantumkan komposisi maupun ijin edar dari BPOM. Maka perlu untuk konsumen lebih teliti kembali.
100% AIR
Kandungan air biasanya digunakan sebagai pelarut yang artinya harus ada zat yang dilarutkan. Jika kita bandingkan dengan hand sanitizer NUVO yang mencantumkan komposisi berisi ethanol 70%. Perbedaan cara penulisan persen ini sangat mempengaruhi. 100% Air artinya secara keseluruhan berisi air, namun apabila tertulis ethanol 70% artinya cairan ethanol memiliki Alkohol (Etil Alkohol) 70% merupakan cairan yang mengandung 70% etil alkohol (CH3CH2OH) dan 30% air.Â
TANPA BAHAN KIMIA
tidak ada yang tidak bahan kimia, bahkan air sekalipun. Artikel tentang ini dapat anda baca di laman saya.
STRONG ACID, PH 2,5
Asam kuat seperti asam klorida dan asam sulfat, sangat terbatas penjualannya. Kenapa dibatasi? karena bersifat korosif atau dapat merusak permukaan benda tersebut. Jika terkena pakaian, maka bolong. Jika terkena tangan, biasanya perih panas terasa terbakar dan perlu penanganan medis.
Tadinya hanya niat untuk cuci tangan, kini malah mengundang perkara lain.
MANFAAT YANG BERLEBIHAN
Coba dilihat, jerawat, luka bakar, penyakit kulit, mouth wash, hand clean, hingga kewanitaan. Sangat ironis, karena fungsi-fungsi tersebut sangat tidak mungkin. Komposisinya sangat berbeda fungsi satu dengan yang lain.