Mohon tunggu...
Fitin Agustin
Fitin Agustin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tukang Sintesis Kata-Kata menjadi berSenyawa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekeyi dan Ekspresi Innocentnya

20 Desember 2019   19:53 Diperbarui: 20 Desember 2019   20:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak orang yang sudah nonton video Deddy dengan Kekeyi yang isinya lebih banyak tawa dari Kekeyi. Obrolannya mulai dari hubungannya dengan selebgram Rio hingga ucapannya yang menyebut "Kalau baru pacaran ya gak papa dong aku jalan sama siapa aja". Ramai tweet membahas kekeyi akibat video sekaligus podcast Deddy. 

Ada hal yang saya tangkap, betapa keliatan innocent wajah kekeyi di video ini. Banyak halu didalamnya, pun juga ketika saya lihat video Irfan Hakim. Kekeyi mengaku telah memiliki 10 orang mantan. 

Angka yang "halu" bagi nitizen Indonesia. Saya mengajak anda untuk menelisik kembali, mengapa ada sifat-sifat yang rasanya kurang wajar sehingga jadi di-bully nitizen.

Faktor kehilangan ayah saat kecil yang diakibatkan perceraian orang tua adalah salah satu faktor pembentuk karakter Kekeyi. Dia sempat bilang, pasca bercerai dia pun jarang bercerita dengan ibunya ketika sedih di bully. 

Akibatnya depresi hampir bunuh diri. Adanya kekosongan di masa kecil yang tidak terpenuhi karena sosok ayah yang hilang. Peran Ibu sebagai penyayang sedangkan Ayah berperan sebagai pelindung. 

Posisi ini cukup miris ketika banyak anak yang kini kehilangan sosok ayah yang dapat melindungi anak, khususnya anak perempuan. 

Seorang anak perempuan yang kehilangan sosok ayah akan mencari "pengganti" sosoknya pada laki-laki yang ditemuinya. Sosok laki-laki yang dicari biasanya memiliki karakter pelindung, penyayang dan ngemong. 

Perkara ini menjadi salah ketika bertemu laki-laki yang tidak tepat. Satu dari 17 dampak psikologis (Artikel Psikologi) ialah adanya kebutuhan pengakuan diri yang salah. 

Pengakuan diri ini sangat diharapkan si anak dari lingkungan yang selama ini tidak mendukungnya, walaupun jalannya salah. Itulah hal yang dapat dilihat dari wajah innocent namun tetap ingin diakui. 

Jangan abaikan peran ayah dalam mendidik anak yaa. Karakter anak perempuan mendambakan hangatnya perlindungan ayahnya. Karakter anak laki-laki juga membutuhkan peran ayah sebagai sosok imitasi kelak menjadi lelaki yang bertanggungjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun