Friends, apakah kalian merasa bahwa hidup yang kalian jalani stuck disitu-situ saja?. Tak ada progres yang siginifikan, apalagi kesuksesan yang jauh dari bayangan. Rencana kegiatan yang positif selalu terdistraksi oleh berbagai kegiatan yang tak ada manfaatnya. Produktifitas kian hari kian menurun. Istilahnya, orang lain sudah berlari, kita masih rebahan. Orang sudah jauh ke luar negeri, kita masih bergelut dengan kemalasan. Waktu dihabiskan hanya dengan scrolling media sosial sambil rebahan. Melihat trend-trend terbaru, kemudian mengikutinya seakan takut merasa ketinggalan Hari-hari ada saja gosip para artis yang ingin sekali kita urusi sampai akar-akarnya. Tiap detiknya tak ingin lepas dari gadget. Parahnya, makin hari intensitas bersama gadget makin meningkat. Yang awalnya hanya butuh 5 jam perhari, besok-besok ingin lebih dari itu. Begitu seterusnya. Tak sadar, kita sudah terjerumus dalam fase kecanduan.
Akibatnya tak sampai disitu. Hidup yang kita jalani seakan berantakan, tanggung jawab selalu dilewatkan. Mengerjakan tugas, merapikan rumah, semuanya terbengkalai. Kenyamanan hanya didapatkan saat terpaku dengan gadget, hingga bersosialisasi dengan orang lain pun enggan. Yang didapat adalah rasa canggung dan tidak percaya diri saat berhadapan dengan orang lain, kemudian berakhir dengan rasa kesepian.
Alhamdulillah dari keresahan yang dialami, beruntung saya menemukan solusi dari sebuah akun youtube yang membahas kiat-kiat mengobati segala macam kecanduan. Kecanduan yang dimaksud tentunya adalah kecanduan hal-hal negatif yang membuat diri tidak produktif. Akun tersebut mengungkapkan solusi dari para pakar psikologi yang mana mengharuskan kita melakukan Dopamine Detox.
Dopamine Detox terdiri dari 2 suku kata yang berbeda. Dopamine adalah suatu hormon kebahagiaan berupa zat kimia didalam otak yang berperan besar dalam mempengaruhi emosi, rasa senang, hingga rasa sakit yang bisa dirasakan seseorang. Kadar dopamine didalam otak akan meningkat ketika seseorang merasakan sensasi yang menyenangkan, sehingga timbul rasa kecanduan. Akibatnya yang dirasakan adalah susah tidur, mania, energi berlebih, bahkan halusinasi. Namun, kadar dopamine dalam otak juga tidak boleh menurun karena bisa mengakibatkan saraf otak tidak mampu bekerja dengan efektif dalam mengirimkan sinyal sehingga aktivitas otak menjadi terganggu dalam mengatur berbagai fungsi kognitif dan motorik tubuh. Akibatnya, kita merasa tidak bertenaga, tidak bergairah, tidak fokus, cemas, dan malas melakukan aktivitas. Sedangkan arti detox dalam istilah medis ialah membersihkan tubuh dari hal-hal yang memiliki sifat racun dan mengganggu kesehatan. Dari kedua pengertian tersebut, lahirlah istilah dopamine detox yang artinya adalah suatu cara untuk membersihkan diri dari kelebihan dopamine dengan tujuan untuk mereset sistem otak, agar otak tidak bergantung dengan hal-hal yang menyebabkan candu. Dalam hal ini, berarti yang harus dilakukan bukanlah mengurangi dopamine, melainkan mengarahakan dopamine agar dihasilkan dari cara yang sehat, bermanfaat, tidak merusak kesehatan, tidak mengganggu aktivitas, serta tidak membuat kita menjadi malas.
Dari penjelasan diatas, langkah yang harus kita lakukan adalah :
1. Ubah aktifitas negatif yang membuat kecanduan menjadi aktifitas positif. Contohnya, ubah kecanduan scrolling media sosial menjadi kecanduan membaca buku yang bermanfaat agar pengetahuan kita semakin luas. Maka dopamine dalam otak akan meningkat ketika kita membaca buku, bukan ketika scrolling media sosial.
2. Isi waktu luang dengan aktivitas yang bermanfaat. Misalnya mengisi waktu luang dengan berolahraga, bukan dengan rebahan. Lama-lama kita akan merasa candu dengan olahraga.
3. Buat jadwal aktifitas sehari-hari
4. Buat batasan dan patuhi batasan yang kamu buat.
5. Banyak melihat tayangan edukasi dan kajian agama. Buatlah diri kita merasa butuh dengan hal ini agar hidup kita terarahkan dan jauh dari hal yang sia-sia.
Muhammad bin Abi Bakr Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam kitab Al-Fawaid 1/31 mengatakan: “Menyia-nyiakan waktu lebih dahsyat dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu dapat memutus hubungan engkau dengan Allah Ta’ala dan kehidupan akhirat. Adapun kematian hanyalah memutus hubungan antara engkau dengan dunia dan seisinya.”