Mohon tunggu...
F. Nugrahani Setyaningsih
F. Nugrahani Setyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - JFT Pranata Humas

Anggota Iprahumas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seberapa Pintar Kotamu Hadapi Smart City?

14 Desember 2017   13:30 Diperbarui: 14 Desember 2017   13:33 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempromosikan smart city itu  sama saja dengan menebar janji. Jadi, harus ditepati. Karena itu, smart city yang terintegrasi harus lebih dulu menjadi menjadi mimpi bersama bagi para SDM di pemerintahan. Karena sudah menjadi mimpi bersama, mustinya setiap individu siap meleburkan sikap ego sectoralnya guna menjadi smart city yang selama ini diimpikan bersama.

Itu tidak mudah. Contohnya begini, kita dengan mudah mendeklarasikan diri sebagai smart city. Tetapi, saat ada investor mengurus perizinan, aplikasinya justru tak berfungsi. Mau mengurus secara manual justru diping-pong ke sana ke mari.

Smart city memang tidak sepenuhnya terkait tentang teknologi saja, tapi lebih mengarah pada bagaimana pelayanan publik dapat diberikan dengan kualitas yang lebih baik bagi warganya. Contohnya, dalam hal pengurusan perizinan, aduan masyarakat kepada pemerintah, optimalisasi transportasi, keamanan kota, dan lain sebagainya.

Penggunaan teknologi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik memang sah-sah saja, namun teknologi hanyalah alat. Selain mengintegrasikan SDM internal, sebelum menerapkan smart city, kunci utama yang harus dipegang adalah keinginan masyarakatnya. Sebab memenuhi keinginan masyarakat juga merupakan bagian dari smart city. Dalam hal ini sudut pandang yang dipakai adalah masyarakaat, bukan malah sebaliknya. Masyarakat ingin ada aplikasi yang memudahkan pengurusan perizinan, tapi Pemda-nya justru cuek dan lebih memilih menganggarkan CCTV di tempat-tempat umum.

Pada hakekatnya, standar keberhasilan smart city itu sendiri ada pada smart living environment, yang mencakup sarana prasarana, ekonomi, mobilitas, masyarakat, dan hal lainnya yang terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan public. Kesemua factor itu, pengembangannya harus sesuai dengan kebutuhan kota dan warganya.

Walau kata yang digunakan adalah smart city atau kota pintar, bukan berarti kotanya yang pintar, melainkan warganya yang mustinya pintar. Dan dalam perkembangan smart city ini mustinya bukan melulu tanggung jawab pihak pemerintah saja, melainkan tanggung jawab warganya pula, karena sebagian besar keberhasilan smart city dipengaruhi juga oleh warganya.

Oleh karena itu, masyarakat juga harus punya peran guna membantu perwujudan smart city ini. Seperti dengan rajin menyampaikan aspirasi untuk perbaikan kota melalui aplikasi aduan warga yang umumnya telah dimiliki oleh hampir setiap penyelenggara pemerintahan. Harapannya, aduan tersebut nantinya juga disampaikan kepada pejabat terkait atau pihak yang berwenang.

Selain itu masyarakat juga tak harus melulu menunggu inisiatif pemerintah untuk membuat aplikasi. Warga bisa berkreasi dan berinovasi sendiri semisal dengan membuat aplikasi ojek online, belanja online, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan memberikan manfaat positif bagi orang lain.

Bila punya uang berlebih namun belum mampu membuat aplikasinya sendiri, masyarakat tinggal pesan saja aplikasi yang dimau melalui para pengembang aplikasi yang kini bertebaran di dunia maya dengan tawaran harga yang kompetitif.Guna mendukung konsep smart city, warga juga dituntut menerapkan kultur saling mendukung inovasi. Sebab pada dasarnya, inovasi baru yang memudahkan masyarakat merupakan salah satu kunci mewujudkan konsep smart city.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun