Mohon tunggu...
FithAndriyani
FithAndriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Read and Write

Write your own history

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Antara Hak dan Kewajiban

11 Mei 2016   01:31 Diperbarui: 11 Mei 2016   01:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang pendidikan ujung-ujungnya membicarakan generasi bangsa dan masa depan sebuah negara. Membicarakan pendidikan di negara ini 'mepet-mepet' juga menyinggung uang dan dana. Memperbincangkan peringatan hari pendidikan menyisakan sebuah tanda tanya besar dalam diri sebagai pelaku pendidikan atau pengamat pendidikan. 

Apa yang kita perjuangkan sebagai warga negara yang baik di hari penting yang diperingati? 

Di televisi bebeberapa stasiun menayangkan acara dimana kenyataan adanya sekolah-sekolah kurang layak selain penayangan acara yang tidak layak ditonton. Di zaman yang membutuhkan lembaran pengisi dompet demi kebutuhan, pendidik macam bu Mus dan Oemar Bakrie sulit ditemukan. Buku-buku pelajaran penunjang pengetahuan siswa tidak dijumpai di desa, tetapi mereka disamaratakan untuk mengikuti ujian nasional. Beberapa anak tangannya tidak menggenggam pena dan buku, cangkul dan jala ikan yang mengakrabi tangan mungil mereka. Klise, pendidikan hanyalah angan yang melambai di pucuk-pucuk daun pohon kelapa di tepi pantai, gemulai. Ada beberapa lagi yang terjerumus dalam kegelapan dunia, kecelakaan berfikir semacam 'salam pramuka' dan kegelapan lain yang harusnya tidak mereka kenali. Problematika seputar pendidikan yang hingga saat ini masih menjadi 'pekerjaan rumah'. 

Peringatan hari pendidikan nasional di tengah menumpuknya tugas pendidikan terkadang dihiasi dengan orasi sekelompok aktivis yang meneriakkan keadilan mengenai hak lembaga pendidikan terhadap peserta didik. Disini mereka tidak salah begitu saja, juga tidak benar. Setiap orang memiliki cara untuk memperingati hari penting ini. 

Selasa (03/05) Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Maliki Malang mengadakan Kelas Inspirasi di desa Gocek Kecamatan Karangploso kabupaten Malang tepatnya di SDN Gocek 3 dan SMP 4 Gocek. Demi memperingati hari ini, kami mencoba terjun langsung untuk memunculkan insting dan panggilan jiwa, menyadarkan diri bahwa pendidikan bukan sekedar menerima tanpa turut memberi. 

Dari senyum dan semangat mereka, kami mengetahui, pendidikan memanglah jasa dengan kesahajaannya. Jika menyandingkan pendidikan dengan dana saja, maka tak akan ada keusaiannya. Pendidikan berjalan sesuai dengan apa adanya ia, tanpa menanggalkan tujuan utama keberadaannya; menangguhkan moral dan semangat intelektual. 

Daripada saling melempar kesalahan dan tanggung jawab, lebih baik kita rangkul bersama-sama tanggung jawab ini sebagai hutang tak pernah lunas pada pendidikan dan negara. Maka pendidikan tidak lagi masalah besar bagi mereka yang mengais rezeki sekedar menghidupi keluarga kecilnya (teringat si cerdas Lintang dalam Laskar Pelangi) dan masalah kecil bagi mereka yang menabur uang demi gengsi. 

Pendidikan adalah kewajiban dan hak bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun