Di Malinau, terdapat beberapa istilah yang menggambarkan kerjasama oleh warga. Diantaranya ada sebutan Feruyung (Lundaye), Tenguyun (Tidung) dan Senguyun (Kenyah) serta beberapa sebutan lain dalam masing-masing bahasa lokal masyarakat di Malinau. Istilah-istilah tersebut utamanya merupakan wujud budaya kerja bersama-sama yang dilakukan warga, biasanya dalam hal bercocok tanam hingga memanen hasil pertanian. Hingga saat ini, budaya tersebut masih tumbuh kuat dalam keseharian masyarakat Malinau.Â
Saya merasakan ada euforia positif yang dielaborasi warga Malinau kedalam konsep ‘Feruyung’ (atau sejenisnya, dalam bahasa lokal lainnya) untuk membangunkan semangat warga bergotong royong membersihkan dan menjaga keasrian lingkungan dalam komunitas Rukun Tetangga mereka. Mungkin sedikit bersaran, bahwa menghidupkan semangat ‘berat sama dipikul ringan sama dijinjing’ kedalam kegiatan ‘Jum’at Bersih’ atau dengan sebutan apapun dan pada hari kapanpun, relevansinya cukup kuat untuk memberikan ruang ‘silaturahmi’ antar warga sambil berbenah dilingkungan sekitar.
Belakang ini, saya sendiri merasakan hadirnya budaya gotong royong dalam implikasi Feruyung-Tenguyun-Senguyun, yang mampu menyatukan warga dari berbagai kelas dan kelompok, menjadi satu kesatuan sosial dan komunitas yang dinamis. Warga menjadi perduli pada kebersihan dan keasrian lingkungan rumah dan tetangga sekitar. Ajakan untuk bersih-bersih dan mempercantik lingkungan rumah dengan tanaman, cukup santer digaungkan oleh para pengurus RT.
Kepedulian untuk saling mengingatkan dan menghimbau kepada tetangga seperti menjadi kebiasaan yang berbuah manis, mengikis sikap individualisme. Bukan hal yang sulit, karena sesungguhnya masyarakat Indonesia dan khususnya warga Malinau adalah masyarakat yang telah memiliki akar budaya gotong royong ini sejak dulu. Dan pada saat yang tepat, pencanangan Bulan Bhakti RT Bersih digaungkan di Malinau. Tidak ada resistensi, bahkan sebaliknya, antusiasme masyarakat menjadi viral. Jika ada perdapat bahwa budaya gotong royong mengalami pergeseran makna, maka Malinau menjadi paradoks dan antitesis anggapan tersebut. Budaya luhur gotong royong hadir membumi di Malinau dan RT BERSIH adalah signify dari manifestasi budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H