Mau bagaimanapun baikmu saat ini, luka yang telah kamu berikan kepadaku. Tetaplah menjadi sebuah luka.
Tidak bisa langsung pulih. AKU, memerlukan waktu untuk sembuh !
Bukannya sudah ku ucapkan maaf beribu kali. Atas kesalahan yang sudah ku perbuat. KAU juga belum sembuh? Katamu, memekik di telinga ku !
AKU, si paling mencintaimu. Tapi AKU yang terlihat jahat oleh Mu. Bahkan kau bersikap seolah paling tersakiti di antara kisah kita. Cukup, cukuplah  sandiwara busuk itu. AKU, tahu KAUhanya sedang berpura-pura lupa. Sama seperti apa yang KAU lakukan ketika membuat kesalahan.
KAU lupa? Bagaimana AKU terus memberimu maaf setelah semua kesalahan yang KAU perbuat. AKU, bahkan selalu memberimu kesempatan untuk kembali untuk memperbaiki hati. Tapi KAU, terus berulah, mengulang, dan menggali lebih dalam lagi luka.
Sudahlah, aku sangat lelah. KISAH ini tiada berujung baik. Bahkan hanya DUKA-LUKA yang aku dapat. KAU pun sama, tiadakah perempuan lain yang harus kau sakiti selain aku? haruskah selalu aku? dan kenapa harus aku?
Pergilah sejauh mungkin. Jangan merengek seperti si paling cinta. AKU sudah tidak ingin bertemu dengan MU.Â
AKU berharap, kisah kita tidak akan pernah terulang di kesempatan manapun, dan di kebetulan manapun itu !Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI