Mohon tunggu...
fitaha aini
fitaha aini Mohon Tunggu... Dosen - Biografiku

Mahasiswa, peneliti, pengajar, istri, ibu, anak, adik, kakak, keponakan, sepupu, tetangga, sahabat, teman dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Selamat Tinggal Kompetisi, Selamat Datang Kolaborasi!

25 Oktober 2019   13:43 Diperbarui: 29 Oktober 2019   13:31 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfie dengan wartawan seusai keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/9/2019). (Foto: Jokowi)

Pilpres telah usai. Pelantikan Presiden, Wakil Presiden beserta jajaran Menteri pun telah selesai. Dunia pantas melirik kematangan berdemokrasi di Indonesia. Lawan kompetisi pada pemilihan presiden telah bertransformasi menjadi kawan kolaborasi. Menarik bukan?

Hanya di Indonesia peta politik sulit diprediksi. Bukan karena kita kekurangan pakar politik, tapi karena kita sangat jeli membaca ancaman eksternal yang berpotensi mengganggu persatuan bangsa dan menghambat pembangunan nasional.

Apakah manfaat yang dirasakan oleh Jokowi dengan kehadiran Prabowo dalam kabinet Indonesia Maju? Komandan Kopassus ini dikenal sebagai "macan" Indonesia yang berani, dinamis, percaya diri, dan berapi-api.

Karakteristiknya mampu melengkapi pasangan presiden dan wakil presiden saat ini. Kementerian ini mesti dipimpin oleh sosok yang mampu mengidentifikasi dan mengamankan asset vital negara.

Yang tidak kalah penting, serta memprediksi potensi ancaman agresi bersenjata baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Tentu bukan mudah untuk menjadi instruktur utama bagi keamanan nasional.

Apakah manfaat bagi Prabowo Subianto terlibat dalam kabinet Joko Widodo dan Kyai Ma'ruf Amin? Perhatikan manuver politik Letnan Jenderal (Purn.) ini. Kepentingan ekonomi bukan tujuan utamanya apalagi jika hanya untuk popularitas. 

Prabowo dengan multibisnisnya serta eksistensi partainya layak dinyatakan sebagai rival kuat Jokowi ketika merebut kursi presiden Republik Indonesia pada 2014 dan 2019. Lalu setelah dua pertarungan bersaing sengit, beliau legowo menduduki jabatan sebagai Menteri pertahanan.

Pantaskah kita bermuram durja dan merasa dikhianati karena Gerinda seharusnya berdiri tegak bersama partai oposisi lainnya? Memang, ada sebuah perubahan peran yang mesti dimainkan oleh partai ini.

Dulu, sebagai oposisi, partai berlogo garuda merah ini bertugas untuk mempertanyakan, memberi saran, dan mengkritik partai yang berkuasa. Kini, sebagai bagian dari pemerintahan, partai ini mesti membantu eksekutif dalam menangani tata kelola pemerintahan.

Apakah manfaat lain dari kolaborasi ini bagi rakyat Indonesia? Kolaborasi ini mampu mengurangi gesekan sosial yang terjadi di masyarakat serta meningkatkan fleksibilitas perpolitikan bangsa. 

Kolaborasi yang sukses didasari dengan rasa percaya, saling pengertian, dan semangat berbagi untuk mencapai tujuan bersama. Upaya untuk mewujudkan tujuan bersama tentu membutuhkan visi yang jelas, komunikasi yang efektif, dan kerja sama yang solid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun