Mohon tunggu...
Fita Amalia Nur Aini
Fita Amalia Nur Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan FEB Unervitas Negeri Semarang

Keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru dalam dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pay Later: Kawan atau Lawan? Jeratan Pinjaman Online dan Compulsive Buying pada Generasi Muda

19 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Untuk dapat menikmati sistem Pay Later ini caranya sangat mudah yaitu hanya dengan melakukan aktivasi berupa verifikasi KTP dan wajah.

  1. Aman dan Terpercaya

Sistem Pay Later dijamin aman dan terpercaya karena berada di bawah naungan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mana semua data privasi yang digunakan dilindungi dan transaksi yang dilakukan dapat dijamin sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

  1. Pembayaran Tagihan Sederhana

Sistem Pay Later merupakan metode pembayaran berupa pemberian pinjaman secara instan dimana bunga yang ditawarkan sangat kecil. Pembayaran Pay Later dilakukan sesuai dengan periode cicilan yang dipilih dengan waktu jatuh tempo yang berbeda-beda. Adapun pilihan cicilan yang disediakan yaitu 1 kali, 3 kali, 6 kali dan 12 kali.

  1. Limit Yang Bertambah

Para pengguna Pay Later semakin diuntungkan dengan adanya limit yang bertambah seiring bertambahnya transaksi. Dimana semakin sering pengguna melakukan transaksi dengan sistem Pay Later maka limit yang diberikan akan semakin bertambah.

Banyaknya kemudahan dari adanya sistem Pay Later tentunya semakin menaikkan hasrat untuk terus berbelanja atau melakukan konsumsi. Akibatnya konsumen sering tidak dapat mengendalikan keinginan untuk membeli produk yang dianggapnya menarik. 

Kondisi ini dikenal dengan istilah Compulsive Buying. Perilaku ini biasanya terjadi ketika seseorang membeli produk yang tidak direncanakan secara spontan. Hedonic Motivations pada kalangan anak muda juga menjadi faktor tingginya minat pengguna fitur Pay Later. 

Sikap ingin dipandang lebih menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif tanpa memperhitungkan kemampuan finansialnya. Motivasi hedonis ini akan mendorong seseorang untuk menggunakan Pay Later tanpa mempertimbangkan hal-hal lain karena penggunaannya yang mudah dan memberikan rasa senang serta puas sesaat. 

Para konsumen sering tidak berpikir panjang untuk kemungkinan terburuk dalam melakukan pinjaman online. Mereka memiliki kepercayaan diri bahwa dengan pinjaman online semua masalah keuangan akan terselesaikan tanpa berpikir besarnya bunga yang akan didapatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun