Mohon tunggu...
m nur firman
m nur firman Mohon Tunggu... Penulis - Interested in Digital marketing, SEO, Content writing.

College student from Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sihir Demokrasi

3 Februari 2024   01:43 Diperbarui: 3 Februari 2024   11:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A man voting on voting box| sumber: cnn

Jaman silih berganti
Demokrasi mengitari seisi bumi
Batas-batas diukur
Garis garis dilukis
Memisahkan sejarah dan luhur
Mengekang sang homoerektus

Raja-raja dilucuti demi satu asa satu bendera
Sabda-sabda dibuang jauh demi Tuhan yang baru
Atas nama demokrasi
Perintahkan saling serang saling caci maki
Demi junjungan tempati istana
Istana yang dibangun dengan darah murba dan alim ulama 

Atas nama demokrasi ku bela Tuan sampai mati
Walau janji lima tahun sekali tak kunjung tepati
Layaknya lagu lama di radio ku dengar terus janji Tuan tanpa bosan
Berharap Tuan mengidahkan uang makan dan jabatan

14 februari cemas diriku menunggu dari pagi
Tuan siapa pemberi amplop ini?
Ah ku coblos saja yang paling sakti...
Toh Alim ulama dan Tuna susila sama saja suaranya

Demokrasi komoditi paling diminati
Simbol kemanusiaan dan keadilan di muka bumi
Seperti firaun yang menentang para nabi
Teperdaya ku dengan sihir demokrasi

Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat
Ku ucapkan kalimat syahadat demokrasi
Semoga Allah tak murkai
Hambanya yang cupai ini 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun