Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pekerja dengan Sindroma Malas Kronis dan Low Inisiatif Akut

6 Februari 2025   18:17 Diperbarui: 7 Februari 2025   13:02 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali di antara kita ditemui orang-orang yang boleh dikatakan sangat menyebalkan. Mereka bagaikan zombie yang hidup dan bergerak seolah tanpa tujuan. Mereka menjadi benalu dan beban di berbagai bidang pekerjaan. Mereka sulit diandalkan dan selalu terlihat mencari aman di balik layar. Mereka tampak bebal yang sungguh menyebalkan. Bahkan berulang teguran tak juga merubah sikapnya. Namun, perilaku mereka menjadi pembiaraan yang mengakar. 

Bekerja merupakan bagian dari kewajiban individu dewasa sebagai wujud mekanisme pertahanan hidup. Individu yang bekerja memiliki kemampuan spesifik yang dibutuhkan pemberi kerja demi keberlangsungan bisnisnya. Kemampuan spesifik individu disalurkan pada bidang pekerjaan sesuai keahliannya yang kemudian mendapatkan imbalan atas kontribusinya dalam suatu instansi/perusahaan. 

Setiap manusia memiliki kecerdasannya masing-masing. Kecerdasan setiap orang tidak sama. Demikian pula dengan keahlian yang dimiliki, tentu berbeda walau masih dalam satu bidang. Sebagai contoh dalam pembuatan aplikasi gawai, orang yang terlibat dalam pembuatan aplikasi mulai dari perancang algoritma, animasi, desain, hingga penguji aplikasi. Dalam pembuatan satu aplikasi ini, terdapat sebuah tim berisi orang-orang yang terlibat dengan kemampuan spesifiknya. Mereka bekerjasama dalam pembuatan aplikasi tersebut. Kerjasama yang terjalin tentunya mengantarkan tim tersebut pada satu tujuan yaitu aplikasi gawai terbaik untuk masyarakat sebagai penggunanya. 

Dalam bidang pekerjaan apapun dibutuhkan sinkronasi kerjasama dengan tujuan tertentu. Kerjasama yang baik membutuhkan kesadaran dan inisiatif yang besar pada masing-masing orang. Bila salah satu atau beberapa orang mengalami low inisiatif dan malas, maka terjadi penundaan tujuan dari tugas yang diberikan pada tim. Pada akhirnya, anggota tim yang berintegritas akan menjadi korban dalam pekerjaan tersebut. 

Fenomena orang malas dan low inisiatif dalam banyak bidang pekerjaan di perusahaan menjadi batu sandungan bagi tim kerja. Mereka memiliki karakter minim integritas dan cenderung merepotkan sebagai rekan kerja. Namun, perusahaan tidak cukup mampu memberikan sanksi tegas seperti pemecatan karena terdapat regulasi konkrit dimana bila dilakukan pemecatan maka perusahaan wajib membayar pesangon/kompensasi, kecuali dalam kondisi tertentu dimana karyawan tersebut melakukan tindakan kriminal. 

Pekerja yang malas dan low inisiatif bukanlah bentuk tindakan kriminal, tetapi lebih kepada etos kerja yang buruk. Oleh karena itu, pembiaran ini memerlukan inisiatif keputusan resign dari pribadinya sendiri. Tetapi yang terjadi adalah orang-orang ini tampaknya hidup bagai batu dan bertahan paling lama di perusahaan tersebut. Orang berintegritaslah yang tidak tahan dan akhirnya memilih pindah perusahaan.

Sebagai manusia sifat malas dan low inisitaif yang berlebihan berdampak buruk pada diri sendiri dan merugikan orang lain. Orang dengan karakter ini menjadi toxic dalam tim kerja. Mereka selalu datang terlambat, sulit dimintai pertanggungjawaban, menunda tugas, tidak dapat diandalkan, dan sulit dihubungi bila diperlukan. Pekerja dengan karakter ini biasanya pekerja lama/senior. Walau saat ini banyak juga pekerja muda dari generasi Z lebih mendominasi sifat ini. Tetapi pada intinya, generasi apapun banyak memiliki karakter seperti ini. Di setiap perusahaan paling tidak terdapat satu atau beberapa pekerja dengan karakter ini. 

Sifat malas yang sudah terjadi sejak lama dan tertanam secara struktur pada beberapa pekerja bagaikan mengidap penyakit kronik. Penyakit malas kronik sulit diobati dengan mudah. Hanya orang tersebut yang dapat mengobati penyakit malasnya. Pekerja bersifat malas kronik biasanya hanya bekerja seadanya tanpa keinginan untuk mengembangkan diri. Pekerja malas lebih ditugaskan pekerjaan yang otomatis baginya. Namun dalam tim, rekan kerjanya akan merasa terbebani dengan sifat malasnya. 

Begitu pula dengan sifat low inisiatif akut, bagaikan penyakit dengan sakit berintensitas tinggi. Pekerja dengan low inisiatif akut hanya bekerja berdasarkan perintah dan sesuai dengan job desk-nya. Begitu pekerjaannya dianggap sudah selesai, maka mereka akan segera pulang tanpa memeriksa ulang pekerjaannya. Pekerjaannya yang tidak dievaluasi biasanya mudah meninggalkan detail yang terlewatkan. Maka tim rekan kerjanya yang biasanya menjadi korban membereskan dan mengevaluasi pekerjaan tersebut. Dalam urusan lain terkait dengan pekerjaan tim yang bukan urusannya, pekerja bertipe low inisiatif akut tidak akan ikut andil dalam bentuk apapun. Pekerja ini tidak mudah untuk diberikan tambahan tugas. Oleh karena itu, rekan kerja yang bekerja sama dengannya selalu mengalami tekanan emosional dan stres kerja. 

Pekerja bersifat malas dan low inisiatif telah menjadi sindroma kepribadian yang toxic bagi lingkungan sosial kerja. Sindroma ini membudaya dan mengakar dalam diri individu tersebut. Bila ia seorang atasan seperti manajer, tentu bawahannya akan mengalami stres kerja yang tinggi. Sama halnya bila ia hanya rekan kerja dalam satu tim. Sayangnya pekerja dengan sindroma karakter ini tetap dipekerjakan oleh perusahaan. Walau mungkin upah kerjanya dipotong karena performanya yang buruk, tetap saja tidak membuat mereka secara inisiatif berhenti dari pekerjaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun