Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Sulit Membangun Kebiasaan Berolahraga?

11 Januari 2025   17:50 Diperbarui: 11 Januari 2025   18:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:https:// www.unsplash.com

Science menggambarkan olahraga memiliki pengaruh pada sejumlah sistem dalam tubuh manusia. Manfaat olahraga pada tubuh dimaknai sebagai pengaruh dominan yang positif. Olahraga memberikan efek positif pada sistem hormonal, pencernaan, jantung- paru, peredaran darah, muskuloskeletal, dan mental/psikologis. 

Olahraga penting dalam pemeliharaan fisik dan mental. Namun, melakukan kegiatan olahraga masih menjadi hal yang sulit dilakukan secara rutin oleh orang dewasa. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa orang dewasa memiliki sejumlah potensi risiko negatif pada kesehatan fisik dan mental terkait paparan intens dari aktivitas sehari-hari dan bekerja. 

Orang dewasa yang bekerja di perkantoran menuntut kebiasaan sedentary yang sulit dihindari. Tuntutan pekerjaan di perkantoran pada umumnya dihabiskan oleh para pegawai untuk duduk bekerja di depan komputer dalam posisi statis selama 8 atau 9 jam setiap harinya. Hingga saat ini, pekerjaan perkantoran masih relevan dalam menyelesaikan tugas menggunakan komputer atau laptop. 

Interaksi manusia dan mesin yang repetitif dan statis tentu akan menimbulkan permasalahan pada gesekan, tekanan, regangan, dan strain pada persendian dan otot. Pada saat mengetik menggunakan keyboard dan mouse, pergelangan tangan akan bergesekan dengan meja dan keyboard serta siku bergesekan dengan ujung meja. Gesekan dan regangan berulang dan statis ini akan  menimbulkan spasme pada pergelangan tangan dan berpotensi pada carpal tunnel syndrome. Otot postur tubuh turut bekerja dalam kontraksi isometrik yang mengakibatkan penumpukan asam laktat dan spasme pada otot yang disertai dengan kelelahan dan nyeri. 

Tidak hanya pekerjaan di kantor saja yang membuat tubuh menjadi mudah nyeri dan lelah, melainkan kebiasaan tubuh yang jarang bergerak. Orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktu dalam postur duduk dan tidur dalam kesehariannya. Seiring meningkatnya intensitas penggunaan gawai turut berpengaruh pada peningkatan posisi duduk dan tidur. Hampir setiap orang bangun dari tidur akan memeriksa gawainya untuk pertama kali, daripada segera bangun pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih dan melakukan peregangan tubuh. 

Mengapa orang dewasa cenderung malas bergerak? 

Pertanyaan ini tentunya memberikan jawaban yang subjektif pada masing-masing individu. Namun, satu hal yang menjadikan alasan dari jawaban ini sama pada setiap individu yang malas bergerak yaitu comfort zone tubuh. 

Apa yang dimaksud dengan zona nyaman tubuh? 

Rasa nyaman tubuh terbentuk dari faktor kebiasaan yang melekat pada otak dan berkoneksi dengan tubuh. Saat kita merasa bahwa tubuh lebih nyaman untuk sekadar duduk atau tiduran, maka bergerak akan terasa melelahkan. Tubuh yang terbiasa dengan kenyamanan ini akan menyakitkan bila suatu waktu diajak untuk sekadar berjalan kaki, bersepeda, berenang, yoga, dan olahraga lainnya. 

Nyeri dan kelelahan yang diakibatkan oleh olahraga membuat banyak orang malas untuk kembali berolahraga. Padahal, nyeri dan kelelahan yang terjadi saat dan setelah berolahraga adalah hal yang wajar. Nyeri dan kelelahan setelah berolahraga dikenal dengan DOMS ( delayed onset muscle soreness). DOMS sebagai bentuk peregangan dan tears (kerobekan) pada otot tubuh yang terjadi karena intensitas, pembebanan, dan durasi dari latihan fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun