Nyeri punggung bawah atau juga dikenal dengan istilah low back pain adalah rasa sakit yang timbul pada punggung bagian bawah tubuh, meliputi tulang punggung bawah, pinggang, panggul, dan bisa menjalar ke bokong atau kaki. Biasanya, low back pain dialami oleh seseorang setelah melakukan kegiatan fisik secara berlebihan seperti mengangkat beban yang terlalu berat. Lantaran, punggung bawah memiliki fungsi utama dalam menopang tubuh ketika sedang melakukan kegiatan fisik.
Namun, ada beberapa kondisi lain yang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami low back pain, seperti kelainan tulang lordosis, skoliosis, dan kifosis. Rasa nyeri dari low back pain tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pengidapnya. Oleh karena itu, low back pain perlu ditangani sesegera mungkin.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan masyarakat dengan mayoritas berkerja sebagai buruh tani yang dimana buruh tani sering mengalami permasalahan muskulo skeletal, salah satunya gangguan pada masalah pinggang bawah atau low back pain.Â
Hal ini sebagai pelopor menurunnya fleksibilitas trunk pada buruh tani yang secara tidak langsung menurunkan kualitas aktivitas sehari-hari. Dari hasil survei work relate disease menunjukan bahwa 60 % pekerja di sektor pertanian mengalami keluhan low back pain myogenic yang 90% disebebkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja atau kecelakaan kerja. Untuk meningkatkan fleksibilitas trunk pada buruh tani, maka intervensi yang diberikan adalah abdominal drawing in dan myofascial release. Penelitian ini adalah quasi experimental dan rancangan penelitian ini menggunakan pre test dan post test.Â
Sebanyak 20 responden ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Intervensi dilakukan 4 minggu atau 12 kali pertemuan dengan frekuensi pemberian intervensi yaitu 3 kali dalam seminggu. Alat ukur yang digunakan adalah trunk and neck flexibility test untuk mengukur fleksibilitas trunk. Uji normalitas menggunakan Saphiro Wilk Test. Uji hipotesis I menggunakan uji Paired sample t-test, uji hipotesis II menggunakan uji Paired sample t-test, dan uji hipotesis III menggunakan uji independent sampel T test.Â
 Hasil uji hipotesis I menggunakan Paired sample t-test diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05), hasil uji hipotesis II menggunakan Paired sample t-test diperoleh nilai p=0,001(p<0,05), dan hasil uji hipotesis III menggunakan uji independent sampel T test diperoleh nilai p=0,262 (p<0,05).Â
Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian abdominal drawing in dan myofascial release terhadap fleksibilitas trunk pada low back pain myogenic. Saran : Saran untuk penelitian selanjutnya agar mampu mengontrol aktivitas harian responden diluar jadwal perlakuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H