Di masa kini sepertinya membaca itu adalah kegiatan yang mubazir, karena selalu kalah dengan media televisi atau media radio. Melihat dan mendengar langsung membuat imajinasi pemirsa menerawang membayangkan obyek, imajinasi akustik dan gambar lebih menarik dan menantang.
Tapi di era 80an sampai 90an, imajinasi justru mengalir deras setelah pemirsa banyak membaca, karena saat itu hiburan yang paling asyik dan paling terjangkau sehingga banyak simpanan majalah bekas, komik bekas, koran bekas. Karena penetrasi dan penyebaran informasi tidak seluas saat ini, pemirsa menjadi terkendali dengan semangat membaca. Dari anak-anak hingga orang dewasa terlena dengan bacaan, berbeda sekarang. Semuanya serba visual, buku pun divisualisasikan menjadi ebook, kertas-kertas semakin berkurang pemakaiannya selain habis menjadi kertas kado sampai bungkus gorengan. Â Masih perlukah kita membaca? Ya masih dong karena sambil melihat gambar kita juga mrlihat huruf, proses melihat huruf dan mengartikan simbol-simbol tadi menjadi bermakna dalam benak kita adalah kegiatan membaca.
Masalahnya bagaimana membaca atau melihat dengan cepat dan efektif?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H