Mohon tunggu...
Rudy Hilkya
Rudy Hilkya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mengisi secara rutin Blog Guru Fisika Fisikarudy Blognya Guru, juga Blog Rudy Hilkya konyol, norak, udik, kampungan, seabrek sebutan untuk orang marginal, ngga suka melawak, tapi orang lain yang mendengarnya (mungkin akan) tertawa, memberikan deskripsi pandangan mata yang terhalang bulmat di sekelilingnya. Motto : tulisan saya hanyalah sampah dan penghargaan yang didapatnya bisa jadi hanya kebetulan. Kalo ngga menulis cuma omong doang ngga berguna !\r\nberkiprah di SMAN-2 Palangka Raya, menamatkan S1 Universitas Palangka Raya 1999 jurusan Pendidikan Fisika, menuntaskan Magister Manajemen Pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat 2012

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta yang Relatif

26 Januari 2015   01:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:23 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan manusia itu senantiasa berubah. Sesaat ia rindu lalu bosan, sebentar ia senang lalu berubah menjadi benci. Namun demikian, satu kenangan tidak bisa terlupakan begitu saja dari ingatannya. Satu cerita tidak akan bisa terlepas begitu saja dari kehidupannya yang singkat. Rasa suka dan duka, manis dan pahit, terluka dan sembuh, selalu mengendap dan membekas di dalam hatinya. Tidak bisa dibuang begitu saja seperti barang bekas.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada disisi kita. Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …


Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.


Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.


Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.


Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.


Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seseorang , ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.


Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.


Sumber dan turut menyebarluaskannya dari blog siswa saya : http://fwrizka.blogspot.com/2015/01/relativitas-tak-dilihat-oleh-kasat-mata.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun