Mohon tunggu...
Foodie

Genetically Modified Organism (GMO)

19 Mei 2015   13:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 7171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Genetically modified organism adalah proses perubahan genetik dari suatu organisme dengan teknik rekayasa genetik.GMO memodifikasi berbagai jenis pangan dan bisa juga untuk penelitian ilmiah non pangan. GMO bisa juga disebut organisme hidup yang dimodifikasi (living modified organism). Tertuang di protokolcartagena mengenai keamanan hayati (biosafety), yang mengatur mengenai perdagangan internasional produk GMO. GMO adalah "setiap organisme hidup yang memiliki kombinasi bahan genetik baru yang diperoleh melalui penggunaan bioteknologi modern”.

GMO sendiri adalah ilmu yang relative baru dikembangkan dan menciptakan gen baru dari tanaman, hewan, bakteri dan gen virus yang tidak terjadi di alam atau melalui metode persilangan tradisional. Hasil modifikasi genetika ini biasa dilakukan di laboratorium sebelum diproduksi secara masal. Tujuan dari Rekayasa ini adalah untuk menciptakan kegiatan pertanian yang berkelanjutan, memberikan hasil yang lebih tinggi untuk memberi makan populasi tumbuh di dunia, mengurangi penggunaan pestisida, membantu memenuhi tantangan perubahan iklim, memberikan makanan yang lebih bergizi, dan membuat pertanian lebih mudah dan lebih menguntungkan.

Penelitian pada manusia menunjukkan bagaimana rekayasa genetika (GM) makanan dapat meninggalkan bahan bahan tertentu di dalam tubuh kita yang mungkin menyebabkan masalah jangka panjang. Gen yang dimasukkan ke kedelai GMO misalnya, dapat mentransfer ke dalam DNA bakteri yang hidup dalam diri kita, dan bahwa insektisida beracun yang dihasilkan oleh jagung GMO ditemukan dalam darah ibu hamil dan janin mereka yang belum lahir.

masalah utama dengan rekayasa genetika adalah bahwa proses memasukkan gen ke dalam DNA dari tanaman pangan adalah acak; ilmuwan tidak tahu di mana gen pergi. Hal ini dapat mengganggu fungsi gen lain dan membuat protein baru yang belum pernah ada dalam penyediaan makanan dan bisa membuat racun dan alergen dalam makanan.

Adapun pada perakteknya banyak ditemukan penggunanaan GMO produk justru mengakibatkan dampak pencemaran lingkungan. Herbisida yang digunakan dapat membahayakan burung, serangga, amfibi, ekosistem laut, dan organisme tanah. Mereka mengurangi keanekaragaman hayati dan mencemari sumber air. Misalnya di amaerika serikat Tanaman GM mengakibatkan habitat kupu kupu monarch populasinya turun 50%.. Herbisida Roundup telah terbukti menyebabkan cacat lahir pada amfibi, kematian embrio dan gangguan endokrin, dan kerusakan organ pada hewan bahkan pada dosis yang sangat rendah. GM canola telah ditemukan tumbuh liar di North Dakota dan California, mengancam untuk mewariskan gen toleran herbisida pada gulma.

Faktanya hampir semua produk pangan yang kita makan sehari-hari adalah produk GMO.Di Amerika Utara, lebih dari 80% dari makanan kita mengandung GMO.Bagaimana dengan di Indonesia? Bisa jadi GMO hadir saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Bahkan buat ngemil dengan anak anak kita di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun