Mohon tunggu...
Davi Firzani
Davi Firzani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IP TRISAKTI

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP - Kuliah Intitut Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Skills That HR Needs to Adapt With New Trends

7 Desember 2024   10:19 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:11 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik.com

Selamat pagi, siang, sore, ataupun malam.

Perkembangan dunia kerja yang dinamis memaksa semua sektor untuk beradaptasi, termasuk bidang Human Resources (HR). Tidak lagi hanya bertugas mengurus administrasi dan rekrutmen, peran HR kini lebih strategis---menjadi penggerak perubahan yang mendukung tujuan bisnis. Untuk tetap relevan, para profesional HR harus menguasai keterampilan baru yang sesuai dengan tren global. Berikut adalah penjelasan detail mengenai keterampilan-keterampilan tersebut.

1. Digital Savvy: Memanfaatkan Teknologi Secara Optimal
Teknologi kini menjadi tulang punggung operasional HR. Sistem manajemen sumber daya manusia (HRMS), kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi proses kerja telah menggantikan metode manual yang memakan waktu.

Sebagai contoh:
HRMS: Digunakan untuk mengelola database karyawan, absensi, dan penggajian secara terpusat.
AI: Membantu dalam penyaringan kandidat saat proses rekrutmen, sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih efisien.
Platform digital: Seperti LinkedIn atau situs lowongan kerja, memberikan wawasan mendalam untuk menargetkan kandidat terbaik.
Kunci sukses:
HR harus memahami cara menggunakan teknologi ini, mulai dari pelatihan hingga menganalisis hasil yang diperoleh, agar dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam strategi SDM perusahaan.

2. Data-Driven Decision Making: Keputusan Berbasis Data
Data bukan hanya angka---ia adalah cerita yang memberikan wawasan tentang kinerja, produktivitas, dan kebutuhan organisasi. Dengan menggunakan data, HR dapat memprediksi tren seperti tingkat turnover atau kebutuhan pelatihan karyawan.

Contoh penerapan:
Analisis Retensi: Mengidentifikasi pola alasan mengapa karyawan keluar dan membuat kebijakan untuk menguranginya.
Pengukuran KPI (Key Performance Indicators): Menilai efektivitas program pelatihan berdasarkan hasil yang dicapai.
Survey karyawan: Memberikan gambaran tentang tingkat kepuasan kerja.
HR yang mampu membaca dan menginterpretasikan data dapat memberikan solusi berbasis bukti yang lebih akurat untuk mendukung strategi organisasi.

3. Agility dan Adaptability: Fleksibilitas Mengelola Tenaga Kerja
Tren kerja fleksibel seperti remote working dan hybrid working menjadi norma baru di banyak perusahaan. Hal ini membawa tantangan bagi HR dalam menciptakan kebijakan kerja yang inklusif dan efektif.

Kemampuan yang dibutuhkan:
Penyusunan kebijakan hybrid: Memberikan keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan kesejahteraan karyawan.
Pengelolaan tenaga kerja remote: Menggunakan tools seperti Zoom atau Microsoft Teams untuk memastikan komunikasi tetap berjalan lancar.
Studi kasus:
Selama pandemi, perusahaan yang mampu beradaptasi dengan cepat pada pola kerja jarak jauh lebih berhasil mempertahankan produktivitas dibandingkan mereka yang kaku terhadap perubahan.

4. Employee Experience Management: Membentuk Pengalaman Karyawan yang Positif
Pengalaman karyawan kini menjadi perhatian utama. Employee experience mencakup segala aspek dari onboarding hingga pengembangan karier. Karyawan yang merasa dihargai akan lebih loyal dan produktif.

Strategi untuk meningkatkan employee experience:
Onboarding digital: Memberikan pengalaman awal yang mulus kepada karyawan baru, bahkan dalam setting remote.
Career Pathing: Membantu karyawan memahami jalur karier mereka di perusahaan melalui pelatihan dan promosi yang jelas.
Pengakuan dan penghargaan: Memberikan apresiasi terhadap pencapaian karyawan, baik melalui penghargaan formal maupun informal.
5. Diversity, Equity, and Inclusion (DEI): Menciptakan Tempat Kerja yang Inklusif
Keberagaman dan inklusi bukan hanya tentang memenuhi angka, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang menghormati setiap individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun