Mohon tunggu...
Firza Maulana
Firza Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1 Komunikasi

Whoever controls the media, This means they control the mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Pesimisme di Masyarakat pada Keadaan Negara yang Sekarat

6 Januari 2020   16:23 Diperbarui: 24 Februari 2020   10:25 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megapolitan.okezone.com

Banjir ibu kota, polusi Jakarta dan solusi juga tidak kunjung tiba apalagi kesejahteraan yang pasti sudah tertunda.

Apakah butuh 5 tahun kerja pemerintah, kegagalan dan suksesnya sebuah negara harus diketahui masyarakat begitu lama?

Banjir Ibu Kota yang terjadi sudah menjawab semua, bahwa kegiatan pemerintah dalam menyajikan kesejahteraan dalam masyarakat sudah gagal.

Dan ketika sesuatu yang buruk telah terjadi baru kesadaran untuk mencari solusi. Sebenarnya semua ini telah terlambat.

Karena jika masalah sudah terjadi bukan solusi yang pertama dicari tetapi kuat tidak kita menerima masalah itu, baru setelahnya kecerahan solusi dari masalah itu akan ditemukan.

Dewasa ini, hal semacam itu berawal dari ketidaksadaran untuk mencegah karena kesibukan berupaya mencari persoalan yang lebih tidak masuk akal, karena dari itu etika lingkungan sebuah negara sudah jarang di pikirkan pemerintah.

Ini semua ingin agar supaya kegagalan itu harus dibangkitkan kembali, agar tidak membuat rakyat dalam kesengsaraan. Sebab pemerintah diberi kepercayaan untuk lebih menjaga dan memelihara rakyat.

Perbaiki dulu masalah internal negeri bukan mencari citra dari eskternal negeri. Karena jika masalah dalam negeri sudah teratasi tanpa sadar citra itu akan telihat sendiri dari luar negeri.

Dengan ini justruh kebanggan masyarakat terhadap pemerintah negara akan terus mendapat pujian, bukan malah di kritik yang Hanya akan membangun perpecahan.

Karena sebenar-benarnya jalan kritik adalah untuk membangun dan memperbaiki agar semua ini bisa teratur kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun