Mohon tunggu...
Firza Mahendra
Firza Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalanin aja nanti juga tau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penipu Peretas Media Sosial

15 Februari 2024   23:51 Diperbarui: 15 Februari 2024   23:57 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial telah menjadi lahan subur bagi interaksi sosial. Namun, sayangnya, bersamaan dengan manfaatnya, dunia maya juga menyimpan potensi bahaya, salah satunya adalah peretasan akun yang dimanfaatkan untuk melakukan penipuan uang kepada followers korban. Kasus ini menunjukkan betapa rentannya pengguna media sosial terhadap ancaman kejahatan dunia maya, di mana kepercayaan dapat dengan mudah dimanipulasi dan identitas digital dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah.

Seperti kasus yang menimpa lelaki bernama Rakha Putra, kasus ini bermula ketika akun Instagram pribadi milik Rakha Putra, seorang mahasiswa yang aktif di media sosial, jatuh ke tangan pelaku yang hebat dalam meretas akun. Sang pelaku dengan seenaknya memanfaatkan akun tersebut untuk melakukan penipuan online terhadap followers Rakha Putra. Modus pelaku melibatkan permintaan transferan uang dan pulsa dengan dalih atau alasan kepepet, mengecoh followers dengan merayu agar bersedia memberikan bantuan finansial.

Rakha Putra, mahasiswa berusia 23 tahun asal Bogor, dikenal sebagai seseorang yang aktif dalam bermain instagram. Akun Instagramnya berisi cerita kesehariannya, kegiatan perkuliahan, dan interaksi yang aktif dengan followers terlebih pembawaan Rakha yang sangat ceria. Kondisi ini di sisi lain dapat menjadi sasaran empuk bagi pelaku yang memanfaatkan identitas Rakha untuk melancarkan penipuan. Kehadiran aktif Rakha di media sosial membuat banyak orang mengenalnya dan mempercayai informasi yang disampaikan melalui akun Instagramnya.

Rakha mendapatkan akun instagramnya tidak bisa dibuka pada bulan Januari 2024 dimana ternyata pelaku, yang memiliki keahlian dalam meretas akun Instagram, menggunakan identitas Rakha Putra untuk mengirimkan pesan kepada followersnya. Dalam pesan tersebut, pelaku mengaku sedang dalam situasi darurat atau kepepet dan membutuhkan bantuan dalam bentuk transferan uang atau pulsa. Dengan memanfaatkan citra baik dan kepercayaan yang sudah terbangun antara Rakha dan followersnya, banyak yang terjebak dalam aksi penipuan ini. Pelaku bersikap seenaknya, yakin bahwa keahliannya dalam meretas memberinya kekuasaan untuk mengambil keuntungan dari situasi yang diciptakannya.

Beberapa teman Rakha yang mulai curiga dengan sikap Rakha yang tidak semestinya atau janggal mulai menghubungi Rakha via whatsapp, dan ternyata benar, akun Rakha telah diretas dan membuat dirinya sangat rugi. Tidak hanya mengalami dampak finansial akibat penipuan ini, tetapi juga merasakan dampak rasa yang tidak enak kepada followersnya yang sudah tertipu sebagian.

Pelaku yang meretas akun Instagram Rakha Putra menunjukkan tingkat keahlian yang tinggi dalam hal teknologi dan keamanan digital. Kemampuannya untuk mengambil alih akun pribadi tanpa diketahui pemiliknya menandakan bahwa pelaku bukanlah pemula dalam dunia kejahatan cyber. Kepercayaan diri pelaku yang tumbuh karena keberhasilannya dalam meretas menjadi sebuah ancaman serius terhadap keamanan online bagi masyarakat umum.

Kehebatan pelaku dalam meretas bukan hanya sebuah ancaman terhadap individu seperti Rakha Putra, tetapi juga menyoroti kerentanan sistem keamanan di platform media sosial. Pengguna dan penyelenggara platform harus meningkatkan upaya untuk melindungi identitas dan informasi pribadi pengguna agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

"Disaranin banget buat banyak dari kalian untuk menerapkan fitur verifikasi dua langkah supaya ngga gampang keretas akunnya, jujur mungkin karena kelalaian aku juga dalam menjaga akun Instagram akhirnya pelaku memulai tindakan kejahatan dari situ"
Setelah mengetahui kejadian ini, Rakha Putra segera melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib dan menghubungi penyelenggara platform Instagram untuk mengamankan akunnya. Langkah-langkah pencegahan seperti mengganti kata sandi dan meningkatkan pengaturan keamanan menjadi prioritas untuk mengurangi risiko serangan berulang.

Selain itu tindakan Rakha setelah mengalami kejadian penipuan tersebut kepada followers yang disebabkan oleh peretasan akun itu, ia mulai memberikan materi atau uang sebagai pengganti kerugian kepada followersnya yang menjadi korban atas kasus yang menimpa Rakha sebagai korban juga. Meskipun beberapa teman-temannya menganggap tidak perlu menggantikannya, namun Rakha memiliki rasa tanggung jawab karena ini merupakan bentuk yang merugikan beberapa pihak.

Rakha juga terus menerus mengingatkan untuk tetap menjaga keamanan akun dengan baik, dan juga menghimbau untuk tetap waspada dalam bermedia sosial, karena kita tidak tahu entah teman terdekat, terjauh atau yang asing sekalipun bisa menjadi pelaku jahat dalam media sosial, "Berhati-hati terus dalam bermedia sosial, meski kita bisa mengungkapkan segala yang kita mau di dalamnya, kita gatau niat buruk dari mereka" Sambung Rakha.

Tentunya kita mengharapkan kerjasama antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam melawan kejahatan cyber. Pihak berwajib perlu bekerja sama dengan platform media sosial untuk memastikan bahwa tindakan penegakan hukum dapat diambil secara cepat dan efektif. Selain itu, penyelenggara platform juga perlu meningkatkan sistem keamanan dan melibatkan pengguna secara aktif dalam upaya pencegahan kejahatan online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun