"Kamu kenapa menangis?" Tanyaku kepada teman perempuan yang namanya terpanggil pada acara perpisahan kala itu sebagai santriwati berprestasi. Lantas ia langsung tersenyum dan menjawab pertanyaanku "Aku tidak apa-apa, aku hanya bangga kepada diriku yang telah berhasil melewati ujian-ujian yang ada".
  Namanya Rara, tangisnya semakin pecah dikala ia berada diatas panggung dan melihat teman-teman yang juga berada diatas panggung dengan didampingi orangtua mereka, tetapi tidak dengan dirinya.
Setelah acara perpisahan pada malam itu usai, langsung kuhampiri Rara yang berada didalam kamar.Â
  Aku ingin memastikan bahwa Rara dalam keadaan baik-baik saja. "Apa ada hal lain yang membuat mu menangis tadi?" Tanyaku. Rara menjawab "iya tentu saja, disamping bahagia karena menjadi santriwati yang berprestasi aku juga sedih karena orangtuaku yang tidak bisa hadir dalam acara kelulusanku".Â
  Aku tau alasan mengapa orangtuanya tidak bisa hadir dalam acara wisuda ini karena Rara berasal dari kalimantan dan juga semua keluarganya berada di kalimantan, yang tidak memungkinkan untuk hadir dalam acara wisuda ini.Â
  "Selain biaya transportasi yang mahal karena menggunakan pesawat adalah adik-adik ku yang masih kecil dan harus pergi bersekolah" ucap Rara.
Ku berikannya air putih untuk bisa menenangkannya, perlahan tangisnya pun usai. Dan Rara kembali tersenyum seperti biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H