Mohon tunggu...
Firyal Fadhila
Firyal Fadhila Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Public Health

Saya hobi sekali travelling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Indonesia terhadap DBD Peran Kesehatan Masyarakat

18 September 2024   19:36 Diperbarui: 18 September 2024   19:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang banyak mengancam di Indonesia dan dunia. Demam Berdarah Dengue (DBD) sendiri adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia, gejala umumnya adalah demam tinggi dan gejala seperti flu. Sementara itu pada Demam Berdarah Dengue (DBD) yang parah ini bisa menyebabkan pendarahan serius, seperti penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan bahkan dapat menyebabkan kematian karena penularan penyakitnya yang cepat, dan kematian dalam waktu singkat. Demam Berdarah Dengue (DBD) sering terjadi di Asia Tenggara, pulau Pasifik barat, Amerika dan Afrika.

Indonesia adalah negara kedua terbesar yang memiliki angka kejadian DBD kurang lebih 120.000 orang. Kelompok usia rentan terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah golongan umur 5-14 tahun (49%). Hampir seluruh bagian Indonesia yang negara tropis menjadi daerah yang biasa terjadi kasus dengue, secara masif tentang wabah ini terus berulang padahal pemerintah telah melakukan strategi untuk mengendalikan nyamuk seperti Jumantik atau Gerakan 3M plus, namun kejadian kasus dengue tetap tinggi. Kebangkitan dengue juga karna peningkatan jumlah dan ukuran kota-kota padat penduduk yang kondusif untuk penyebaran penyakit dan adaptasi dengue, khususnya pembawa utama virus dengue adalah Aedes Aegypt.

Vaksin dengue sampai saat ini belum tersedia, karena pengembanganannya terhambat oleh kurangnya model hewan dan memang program-progam yang diberikan pemerintah belum optimal. Selain itu laporan temuan kasus dengue banyak bermunculan dari daerah pemukiman baru atau daerah pemekaran. Salah satu hal yang dapat mencegah atau menghindari tentang DBD ini dengan membrantas jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menekan angka kematian DBD ini dengan cara diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, pemberantasan dan pengendalian vektor seperti fogging.

Peran kesehatan masyarakat dalam pengendalian DBD yang paling efektif yaitu, melakukan aksi serentak tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS) atau 3M Plus. Program 3M sendiri adalah dengan cara membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang memiliki potensi untuk datangnya perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Sementara Plus adalah menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk dan memeriksa selalu tempat yang digunakan untuk menampung air. Dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk juga salah satu cara efektif untuk pemberantasan nyamuk, serta menggunakan obat anti nyamuk. Namun masyarakat yang mudah bosan ini menjadi masalah, seperti beberapa waktu tidak ada kejaian luar biasa, masyarakat menganggap aman dan menjadi lengah, akibatnya terjadi ledakan kasus, dan masyarakat hanyak bersikap biasa saja.

Hindari kebiasaan menggantung baju yang sudah dipakai, seperti menggantung di belakang pintu dan melakukan Dengan melakukan berbagai hal - hal tersebut akan membantu mencegah dan agar kita terhindar dari berbagai macam penyakit, terutama DBD.
KATA KUNCI : Aedes Aegypti, Demam Berdarah Dengue, Nyamuk

DAFTAR PUSTAKA

FK-KMK UGM. 2016. Demam Berdarah Dengue Tantangan Indonesia. [Online]
Available at : https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/
[Diakses 13 September 2024.]

Universitas Sebelas Maret. 2024. Kasus DBD Meningkat, Dokter RS UNS berikan cara pencegahannya
Available at : https://uns.ac.id/id/uns-update/kasus-dbd-meningkat-dokter-rs-uns-berikan-cara-pencegahan-dbd.html
[Diakses 13  September 2024.]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun