Purwosekar, 1 Agustus 2024 - Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, menjadi saksi dari sebuah inisiatif solutif yang membawa perubahan positif dalam hal kesadaran lingkungan dan inovasi ekonomi. Program kerja Ecoprint yang diadakan bertujuan untuk mengatasi permasalahan kurangnya kesadaran terhadap keberlanjutan lingkungan serta minimnya inovasi dalam ekonomi di masyarakat setempat. Program ini dirancang untuk memberikan solusi yang konkrit dengan pendekatan teori dan praktek.
Pada sisi teori, program ini melibatkan penyuluhan dan edukasi mengenai ecoprint, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan sebagai langkah menghambat perubahan iklim. Sementara itu, kegiatan praktik akan melibatkan pelatihan langsung oleh ahli di bidang ecoprint. Masyarakat Desa Purwosekar mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan teknik ecoprint, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi kreatif di desa tersebut.
Pelaksanaan edukasi dan pelatihan ecoprint ini melibatkan kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Purwosekar, Ibu Linda selaku Kepala Desa Purwosekar, serta Ibu Melia selaku pemateri dari @griya_madukara, sebuah usaha yang berfokus pada ecoprint dan pewarnaan alami kain batik.
Pelatihan ecoprint ini dilaksanakan pada Kamis, 18 Juli 2024, di Aula Balai Desa Purwosekar, dengan tema "Pelatihan Ecoprint: Pelatihan Kreatif Ramah Lingkungan". Sebanyak 30 anggota PKK diundang untuk mengikuti pelatihan ini.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan kami mampu meningkatkan kesadaran warga Desa Purwosekar. terutama kelompok PKK terkait dengan pentingnya menjaga lingkungan dari pencemaran limbah terutama limbah tekstil. Selain itu, kami juga berharap melalui pelaksanaan pelatihan ecoprint ini, mampu mendorong inovasi ide bisnis kemudian hari." ujar Vinic Vaurdia Alvian selaku penanggung jawab pelatihan ecoprint pada sesi sambutan.
Pelatihan ecoprint  diawali dengan pemateri memberikan edukasi dan pengenalan mengenai ecoprint. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi enam kelompok dan diberikan penjelasan mengenai teknik, jenis daun, dan langkah-langkah ecoprint, mulai dari menyiapkan kain, memilih daun, hingga proses pengukusan. Setelah sesi praktek selesai, dipilih satu kelompok yang dianggap paling kreatif sebagai bentuk apresiasi.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan evaluasi untuk menilai keberhasilan pelatihan dan efektivitas kegiatan ecoprint. Evaluasi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pelaksanaan program kerja sehingga dapat diperbaiki pada kegiatan selanjutnya.
Program kerja ecoprint ini berhasil dilaksanakan dengan baik. Melalui pelatihan ecoprint, peserta tidak hanya dikenalkan dengan teknik yang dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat limbah tekstil, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga dalam mendorong kreativitas dan inovasi kewirausahaan. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat Purwosekar terhadap lingkungan sekaligus mengembangkan keterampilan yang dapat mendukung perekonomian lokal.
Dengan adanya inisiatif ini, Desa Purwosekar kini memiliki peluang untuk menjadi contoh dalam penerapan ecoprint sebagai solusi kreatif yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat. Program ini memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sambil mengembangkan potensi ekonomi yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H