Mohon tunggu...
Firstya Evi Dianastiti
Firstya Evi Dianastiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Guru Bahasa Indonesia. Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mahal dan Seksi!

14 Agustus 2012   05:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan Farah Quinn? Seorang chef cantik dan seksi yang selalu mengatakan “this is it…” setiap memperkenalkan resep kulinernya.Sejak pertama kali kemunculannya di televisi, dua tahun lalu, pesona Farah Quinn berhasil mengambil hati pemirsanya. Bukan saja karena berbagai resep kuliner yang ia sajikan begitu mengena di hati pemirsa, tetapi juga karena penampilan fisiknya sebagai seorang chef yang cenderung glamour dan seksi layaknya selebritis. Farah Quinn yang menjadi chef di program kuliner suatu stasiun televisi swasta seakan membawa angin segar bagi perkembangan kuliner di Indonesia.

Disadari bahwa tahun demi tahun, tren kuliner di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Indonesia yang terkenal akan keanekaragaman budaya tentu juga memiliki keanekaragaman menu kuliner yang patut dibanggakan. Apalagi di tahun 2011, Indonesia berhasil mendapatkan pengakuan dunia atas cita rasa rendang dan nasi goreng yang menduduki peringkat pertama makanan terlezat di dunia. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran para pelaku bisnis kuliner dan media massa yang selalu mempromosikan berbagai menu kuliner tersebut baik bagi masyarakat Indonesia sendiri ataupun bagi warga mancanegara.

Pesona kuliner sebagai sebuah komoditi yang layak diperjualbelikan tidak disia-siakan begitu saja oleh para pelaku bisnis dan media massa. Di setiap media massa cetak dapat dipastikan menyediakan kolom khusus kuliner, entah menyajikan resep kuliner ataupun tren wisata kuliner yang direkomendasikan. Bukan saja di media cetak, berbagai stasiun televisi juga memiliki program-program kuliner yang tayang secara rutin setiap minggunya. Sedikit berbeda dengan media cetak, persaingan antar stasiun televisi dalam menghadirkan program kuliner juga sampai ke persaingan mendapatkan seorang chef yang menarik dan komunikatif kepada pemirsanya.

Farah Quinn sebagai seorang chef dinilai mampu mewujudkan impian pemirsa, yang tidak hanya memandang kuliner sebagai kebutuhan pokok saja, tetapi juga sebagai sarana wisata dan pelepas kepenatan. Sejak kemunculan Farah Quinn yang membawa paradigma baru bahwa bukan saja menu kuliner yang harus disajikan secara menarik, tetapi penyaji makanan atau chef pun harus berpenampilan menarik, berbagai stasiun televisi lain berlomba-lomba untuk menampilkan sosok chef wanita yang tidak kalah seksi seperti Farah Quinn. Meskipun begitu, agaknya selera masyarakat sudah terpaku pada sosok Farah Quinn. Keterpakuan masyarakat tersebut berhasil dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk mengangkat tren baru mengenai kuliner di Indonesia, yaitu kuliner yang bercita rasa tinggi, mahal dan seksi.

Mengikuti tren kuliner 2012 yang kembali mengangkat menu-menu tradisional, para pelaku bisnis kuliner berusaha mengemas berbagai menu tersebut semenarik mungkin. Animo masyarakat untuk berwisata kuliner dimanfaatkanpelaku bisnis dengan mengubah konsep restoran konvensional menjadi restoran-restoran wisata yang tidak sekadar menyajikan menu istimewa tetapi juga menjanjikan kenyamanan ekstra bagi para pengunjung. Konsep restoran mulai disesuaikan dengan menu kuliner yang dihadirkan oleh restoran tersebut. Jika sebelumnya rumah makan Padang sudah terlebih dahulu memulai, kini telah berdiri pula puluhan restoran bertemakan kampung Jawa atau kampung Sunda yang menyajikan kuliner khas daerah itu. Konsep menghadirkan kuliner tradisional yang bercita rasa tinggi lengkap dengan suasana khas daerah tersebut tentu diiringi dengan kenaikan harga menu kuliner. Namun, masyarakat pun merasa tidak terlalu risau dengan kenaikan harga, asalkan masyarakat terpuaskan dengan sajian menu kuliner dan kenyamanan restoran. Menariknya, kini masyarakat justru sering mengunjungi restoran-restoran wisata tersebut untuk sekadar melepas kepenatan, mencari kenyamanan saat bersantap meskipun sadar bahwa kocek yang harus dikeluarkan pun juga semakin banyak. Akan tetapi, begitulah manusia, asalkan harga yang harus dibayarkan sebanding dengan kepuasan batin, sah-sah saja.

Berawal dari kemunculan Farah Quinn yang hingga kini selalu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, hingga lahirnya konsep restoran wisata yang kembali mengangkat berbagai menu tradisional, kini tren kuliner Indonesia sudah menjadi komoditi yang layak diperjualbelikan. Ya! Meskipun mahal, tetapi kuliner yang bercitarasa tinggi dan seksi, siapa yang mampu menolak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun