Mohon tunggu...
Firstia Praruary
Firstia Praruary Mohon Tunggu... -

A readers try to be writers~ email : firstiaawiry77@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bercanda Tanpa Sarkasme

11 Agustus 2015   22:31 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:31 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertama, kenapa gue kasih judul post ini bercanda tanpa sarkasme adalah karena alasan dan suatu bentuk keprihatinan gue sama tata cara dan etika orang bercanda sekarang. Gue rasa semuanya beda kaya dulu, gue rasa bercanda sebagai apa yang harus lo lakukan dalam hidup biar hidup lo tetap “waras” sekarang sudah banyak menyimpang dan gak seharusnya.

Gue sering liat, orang jaman sekarang bercanda dengan kata-kata yang memang kurang seharusnya mereka keluarkan, bercanda dengan memperlakukan lawan bercanda dengan yang tidak seharusnya dilakukan. Gue prihatin dimana orang jaman sekarang sering memakai pemilihan kata yang salah dalam ejekannya, semisal kaya kata bipolar, idiot, autis, saiko. Jujur, kata demikan kurang enak didengar ditelinga gue. Oke, mungkin bagi beberapa orang kata-kata itu sah aja keluar sebagai bahan bercandaan. Tapi menurut gue, kata itu bener-bener gak lucu sama sekali untuk dijadikan bahan bercandaan. Kenapa ? karena mungkin buat orang yang hobby ngomong tanpa bener-bener memaknai hal itu keliatan biasa, nyatanya kata-kata semacam bipolar, idiot dan autis itu kata-kata yang menyakitkan untuk orang yang salah satu orang terdekatnya entah keluarga, sahabat atau kerabat dekat mereka yang benar-benar mengidap bipolar, autis dan idiot. Gue pernah baca, entah dimana gue lupa, isinya kurang lebih begini. Ada seorang perempuan yang adeknya menderita penyakit autis bawaan dari lahir, kemudian datang teman dengan lantang bercanda “Ah autis lo ah”, si perempuan marah karena adeknya mengidap autis bawaan dari lahir. Sekarang mikir deh, gimana kalau hal itu terjadi sama suatu diantara orang terdekat lo. Sungguhlah, hal dengan kata-kata sensitif gue rasa perlu dihilangkan didalam kata-kata bercandaan people now adays.

Banyak juga gue liat diacara televisi kita yang bercanda dengan mengejek soal hal personal, dengan kata kasar, dengan bersikap kasar kaya main dorong, dilempar telur, dipukul ini itu. Gue paham, walau konteks mereka adalah bercanda, setidaknya kenapa mereka tidak bercanda pada ala kadarnya. Masih inget warkop ? Om Dono, Om Indro dan Om Kasino, kenapa mereka meskipun sudah tidak ada kecuali Om Indro tetap menjadi legenda ? kenapa sampai saat ini film-film mereka masih sering diputar ditelevisi tanpa menimbulkan rasa bosan. Iya, karena mereka menghibur tanpa menggunakan urusan personal orang lain sebagai bahan lawakannya, karena mereka menghibur tanpa ada kata kasar dan kekerasan fisik walau konteksnya hanya bercanda, dan nyatanya mereka mampu dan survive sampai sekarang. Apa yang telah gue pelajari selama ini didalam 2tahun terakhir kuliah gue, bahwa televisi dan media sanggat menggiring opini publik, mereka menciptakan opini-opini dan kebiasaan baru dimasyarakat kita. Makannya gue sangat berharap kalau acara televisi di Indonesia tidak hanya acara dengan mengejar rating semata. Mereka harus berbobot, agar membuat kebiasaan, opini dan sikap baru yang lebih baik untuk bangsa ini. Dan gue rasa, bercanda dan menbuat lelucon tanpa sarkasme itu lebih baik dibanding harus bercanda dengan kata-kata yang kurang enak dilihat dan didengar telinga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun