Mohon tunggu...
Muhibah Fatati
Muhibah Fatati Mohon Tunggu... -

Seorang Ibu pekerja dengan satu anak yg sedang lucu-lucunya. Menyenangi hal-hal yang berbau tentang kesehatan, perkembangan si kecil, politik, dan lain-lain. Berusaha tuk jadi orang yang trus berkembang ke arah yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketidaknetralan Media

6 Agustus 2010   08:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sedari kecil saya suka membaca..semua..Hal-hal yang tidak saya sukai pun tetap saya baca.Misalnya tentang politik.Jujur saya eneg sekali lihat tingkah laku para pemimpin kita. Kok semuanya ribut memperebutkan kekuasaan. Kok g ada yang benar-benar peduli memperjuangkan rakyatnya. Ribut ini ribut itulah..yang ujung-ujungnya duit. Kayak yang ramai sekarang, tentang rumah aspirasi ato apalah..huuuphh..

Media yang saya gunakan ajang referensi pun begitu.Di jadikan kepanjangan tangan pemerintah ato oknum untuk memperlancar misi ato kepentingannya. Bingung saya, mana yang benar-benar netral.

Seperti koran lokal ditempat saya tinggal tp beroplah nasional.Benar-benar membuat saya geleng-geleng. Untungnya saya punya media yang lain untuk membandingkannya. Seperti waktu Musim pilkada, koran ini cenderung memilih satu orang..Semua berita tentang calon walikotanya dipermak sedemikian rupa,dibuat bagus. Diberitakan tentang hal-hal yang pernah didarma baktikannya buat Surabaya.Sewaktu saya liat di TV, ealah..Beliaunya seperti ini ta??Menjawab pertanyaan dari penanya aja belepotan. Jawabannya pun kurang memuaskan, tidak ada yang baru. Isi secara keseluruhan koran ini kurang begitu berbobot. Terlalu banyak gambar dan iklan.. Masak Gambar di halaman depannya sebesar itu???ckckck...ini jualan gambar ato tulisan sih..Gitu Kok bisa menjadi koran besar??Ato mungkin masyarakat suka koran yang isinya ringan, g membuat orang lebih banyak berpikir..

Media TV juga, yang diberitakan juga terlalu provokatif. Satunya memberitakan tentang keberhasilan pemerintah, yang lain tentang pendirian ormasnya yang baru..

Semoga Kompas tetap menjadi salah satu referensi favorit saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun