Lanjutan dari Agni dan Agni (Bag. 1)
Agni terkesiap. Kepalanya refleks menoleh ke suatu arah, hanya saja matanya tidak mengerti apa yang harus ditemukan untuk dilihat. Alis tebalnya mendadak bertaut.
"Kenapa, Ni?" tanya Diana.
"Nggak tau. Rasanya kayak ada yang ngeliatin," jawab Agni, setelah membisu selama delapan detik.
"Hiii.. Loe pake merinding-merinding nggak?" timpal Krista. Rupanya ia menguping.
"Nggak sih.." tanpa sadar tangan Agni mengusap lehernya.
"Nggak merinding kok pegang leher?" kejar Krista.
"Ini gue sambil ngerasa-rasain, merinding nggak sih. Tapi enggak ah," Agni menegaskan.
"Ooo.. Kirain. Aneh aja kalo siang-siang panas begini loe merinding. Angin aja ngga ada," Diana bersungut, sambil mengipas-ngipaskan buku catatan kecilnya.
"Konpers jam berapa sih? Lama amat," Agni mengalihkan pembicaraan.
"Seharusnya sih jam satu. Tapi ngga ada tanda-tanda bakal konpers gini sih. Mencurigakan," ketus Krista, seraya melirik jam tangannya. Sudah pukul 14.10 WIB.