Mohon tunggu...
Lia Agustina
Lia Agustina Mohon Tunggu... pegawai negeri -

bukan manusia sempurna....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kompasiana Hari Ini: Renungan Di Ujung Senja...

9 Agustus 2010   11:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:11 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hufffttt… entah ke berapa juta atau milyaran kalinya aku masih melakukan desah nafas ini…. Yang pasti hingga hari ini, hingga jam ini, hingga detik ini, sudah sangat banyak oksigen gratis yang Tuhan berikan untukku, agar aku tetap bisa hidup dan berpikir kalau usiaku sudah semakin bertambah. Ups! Mungkin bukan bertambah… tapi justru berkurang. Ya, sudah tentu jatah hidupku di dunia ini semakin berkurang, meski aku pun gak tau sama sekali kapan ‘ending’ hidupku akan terjadi. Karena semua skenarionya ada pada Dia, Sang Pengenggam Hidup dan Matiku…

Hari ini, aku berulangtahun… kata orang-orang sih seperti itu… tapi setelah kupikir-pikir justru dosaku yang mungkin terus berulang-ulang… hehehe.. ironis ya? Memang deh… yang namanya manusia… gak pernah lepas dari salah dan dosa… padahal hari ini umurku udah kembali didiskon ama Tuhan…. Tapi teteeeep aja sering melakukan kesalahan… hmmmm…

Sebenarnya bukan pengen sok relijius.. mentang-mentang udah deket bulan puasa, tapi entah kenapa… serta merta.. sekonyong-konyong… makhluk yang sering lupa ama Tuhan-nya ini jadi lebih perasa. Hari ini memang hari kelahiran(ku) sesuai tanggal masehi… tapi kenapa yang teringat (olehku) justru kapan hari kematian(ku)??? Seharusnya aku bergembira ria hari ini, tapi kenapa yang ada di kepala dan hatiku cuma renungan.. renungan.. dan renungan? Apa mungkin gara-gara seminggu yang lalu paman suamiku meninggal di usia 45 karenakecelakaan dan sebulan yang lalu ada pula nenek tetanggaku yang meninggal di usia 83… bahkan hampir setahun yang lalu anak (janin?) tetangga sebelah rumah justru meninggal di dalam kandungan yang masih 8 bulan….? Entahlah… tapi yang pasti ada rasa takut menyeruak ketika memikirkan kapan masa itu datang padaku….

Bila mengingat itu semua, aku ngerasa menjadi manusia paling rapuh, paling berdosa, paling tak punya apa-apa… kesombonganku entah kemana, dengan ilmu dan amal yang tak seberapa.. apa cukup jadi bekalku kelak bila sudah tiba saatnya? Ah… entahlah… aku benar-benar tak bisa menjawabnya, karena memang Dia-lah pemegang takdirku dengan segala kuasa-Nya… Hingga hanya desisan ini yang mampu kuucapkan pada-Nya :

“Tuhan.. Terima kasih telah memberikanku kesempatan untuk kembali merasakan hangatnya mentari, hari ini….”

(Di kala mentari merambat turun di ufuk barat, sambil mendengarkan azan maghrib yang berkumandang)

Kuala Simpang (Aceh Tamiang), 09 Agustus 2010…

NB :

*Special Thanks for Allah, Tuhan Semesta Alam…Semoga kelak Engkau menganugerahkanku Khusnul Khotimah…

*Ibu & Papa-ku… Dua makhluk termulia dalam hidupku… (Duuuhhh, termehek-mehek neh..)

*Suamiku…Makasiiii untuk segala cinta & pengertianmu… Semoga Allah mengizinkan kita bertemu lagi di ’sana’ kelak…

*Keluarga besarku… walaupun pasti gak pada baca tulisan ini… hehehe…. Love u all deeehhh…

*Sahabat2ku tercinta… makasiiii ya udah mau baca tulisan gak penting ini, curcol gak jelas ini… karena sejujurnya aku hanya pengen sedikit rileks.. merenung sok serius… di hari ultah yang seharusnya jadi hari penuh keceriaan ini… U make my life so colourful…. Oya… makasiii juga untuk segala ucapan dan doa yang kalian berikan untukku.. semoga Allah mengijabahnya… Amin ya rabbal’alamin..

*Rahmi Hafizah & Annisa Rangkuti… Macan Satu dan Macan Dua… Semoga puisi penuh keindahan bertabur doa tulus ini, ‘Selamat Ultah Lia Agustina (dari Rahmi H dan Annisa R)’ menjadi catatan amal kebaikan buat kalian di akhirat kelak. Amin… Amin ya rabbal’alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun